Senin, 26 Mei 2014

ISTRI MEMBAYANGKAN PRIA LAIN SAAT BERCINTA

Istriku wanita konservatif, hingga teman-temannya memanggil dia bu Nyai. Dia pernah pacaran dengan teman KKN-nya, Zaenal, selama 4 tahun sebelum menikah denganku.Orang tuanya yang kolot tak merestui hubungan mereka. Sejak menikah hingga hari ini dia memang selalu bilang kalau dia tetap mencintai Zaenal. Apalagi mereka telah berjanji untuk tidak ada kata putus di antara mereka. Karena pertimbangan umur yang sudah menginjak 27 tahun terpaksa dia menerima pinanganku. 
Istriku begitu terobsesi lelaki itu. Dia lelaki pertama yang menyentuhnya, daa istriku bertekad tak ingin ada lelaki lain dalam hidupnya. Itu sebabnya dia begitu keberatan saat kuajak bercinta di malam-malam pertama pengantin. "Sejujurnya, aku telah memutuskan agar seluruh jiwa dan ragaku hanya untuk Zaenal, mas" katanya berulang kali dia tegaskan itu padaku.
Sejujurnya aku sangat kecewa, tapi aku urungkan niatku untuk meninggalkannya karena iba melihat dia merengek tak mau kutinggalkan. Sambil menangis dia berjanji akan melupakan Zaenal dan belajar mencintai aku. Setelah seminggu hanya ngobrol soal pengalaman indahnya bersama Zaenal, akhirnya dia biarkan aku menikmati peranku sebagai suami.
Awalya dia bercerita saat-saat romantis yang pernah dia lalui bersama lelaki itu. Meski awalnya ragu-ragu, tapi kemudian dia begitu lancar bercerita bagaimana awal mulanya kenal dan suka lelaki yang satu setengah tahun lebih muda darinya itu. Dia bercerita panjang awal mula disentuh oleh lelaki itu, dicium, dipeluk, kebiasaan lelaki itu meraba tubuhnya, hingga akhirnya membuat dia rela menyerahkan seluruh jiwa dan raganya.
Dia ceritakan jelas betapa Zaenal sudah lebih dari seorang kekasih baginya. Wanita itu telah menganggap lelaki itu sebagai suami, bahkan pasangan jiwa raganya. Mereka telah melalui bulan madu yang tak terlukiskan indahnya selama hampir tiga tahun. Mereka bahkan belum rela berpisah saat istriku sudah memutuskan untuk menikah denganku. Itu sebabnya, hampir setiap hari mereka masih bercinta hingga hari pernikahanku.
Tiba-tiba hasrat istriku meledak, saat bercerita betapa hebat percintaan terakhirnya dengan Zaenal sehari sebelum kami menikah. Wanita yang sekilas tampak lugu itu tiba-tiba berubah sangat binal dan menggoda. Hasratku yang mulanya sudah redup dan hampir sirna oleh pengakuannya, tiba-tiba dia bangkitkan begitu rupa, hingga tanpa kusadari aku telah jatuh dalam percintaan yang luar biasa panas. 
Sejak saat itu, aku bahkan harus berusaha keras mengimbangi gairahnya yang meledak-ledak setiap waktu. Setiap masuk kamar, dia langsung menyusupkan jemarinya di balik penutup tubuhku bagian bawah, menyingkapnya dan mengulum benda pribadiku dengan begitu hangat, hingga membuat tubuhku mengejang tanpa kendali. Perlahan kemudian dia membimbingku menyelami panasnya percintaan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
"Kemarin-kemarin kamu bilang nggak ingin bercinta denganku, tapi kenapa tiba-tiba bisa berubah begitu?" Tanyaku usai kami bercinta di suatu siang. 
Beberapa saat dia hanya tergelak tanpa menjawab, dan setelah kudesak beberapa saat kemudian, dia bilang, "Entahlah, mungkin karena aku teringat Zaenal, mas" bisiknya sambil tersenyum.
"Setiap kali teringat lelaki itu, aku merasa kamu adalah dia. Maafkan aku, ya?" Sambungnya. 
Aku tak menjawab. Aku benar-benar tak tahu harus bilang apa. "Mas..." Panggilnya lembut sembari memelukku.
"Mas..., kamu kecewa, ya?" tanyanya beberapa kali.
"Aku bisa bayangkan betapa menyesalnya lelaki itu kehilangan kamu" bisikku. Diapun tampak lega dengan jawabanku dan kembali merengkuhku dengan gairah membara.