Minggu, 03 Maret 2013

PERKEMBANGAN SEKSUAL SEORANG ISTRI - 1

Aku bersyukur memiliki seorang istri cantik dan teramat baik. Urusan seksual, dia sangat lugu. Sejak remaja hingga menikah, dia wanita yang tertutup dari urusan seks, bahkan cinta. Dia bukan saja menghindari kontak seksual dengan laki-laki, melainkan sudah merasa risih membicarakan, bahkan mendengar pembicaraan yang berbau seksual.
Sebenarnya dia wanita normal. Dia mengaku, sejak SMP sudah tertarik pada lawan jenis, dan baru pacaran dengan teman dia KKN di Blitar. Dia juga mengaku selalu terangsang bila membaca novel-novel romantis. Dia pernah beberapa kali membaca novel milik kakaknya, atau meminjam novel temannya, tetapi untuk urusan seks dia sangat tertutup. 
Dia juga mengaku selalu terangsang setiap kali bercumbu dengan kekasihnya, tetapi segera menghindar bila diajak berhubungan lebih jauh. Dia masih sangat takut berhubungan seks saat sudah menikah.
Vagina dia benar-benar steril dari sentuhan, bahkan bulu vaginanya belum pernah dicukur sejak kecil hingga menikah. Bulu vagina sampai begitu tebal dan kusut hingga aku kesulitan saat mencukurnya pertama kali. 
Dia begitu tegang saat memasuki malam pertama pengantin. Dia merasa malu berduaan dengan lelaki di  kamar pengantin, sekalipun sudah menjadi suaminya. Itu sebabnya dia membeli selimut tebal untuk persiapan malam pengantin, karena tidak dapat membayangkan betapa malunya bila harus membuka daerah intimnya di depan suami.
Sebenarnya dia terangsang juga saat pertama kali bercumbu di malam pengantin itu. Bulu vaginanya yang tebal dan kusut basah oleh cairan licin yang keluar dari liang vaginanya. Meski semula bilang takut melakukan hubungan intim, tetapi setelah benar-benar terangsang dia bilang ingin melakukan hubungan.
Memasukkan penis ke liang vaginanya yang masih benar-benar perawan ternyata tidak mudah. Selain tertutup bulu tebal, liang vaginanya sangat sempit dan sangat tegang untuk dimasuki penis. Meskipun dia sudah menginginkan, tetapi penis tidak bisa masuk, dan dia merasa kesakitan saat dipaksakan.
Setelah bulu vaginanya dicukur bersih sekalipun, penis tetap tidak dapat masuk ke dalam. Liang vaginanya sangat rapat mencekat. Sebegitu sempitnya liang itu, sampai-sampai dimasukin jaripun tidak bisa. 
Praktis selama seminggu kami hanya saling cumbu dan rangsang. Aku merangsang sekujur tubuhnya dengan tangan dan mulutku. Diapun merangsang aku dengan cara yang sama. Setiap ada kesempatan berduaan, dia selalu memegangi dan mengulum penisku, tetapi tetap saja tak bisa melakukan hubungan intim.
Setelah berjuang selama satu minggu, akhirnya kami berhasil melakukan hubungan intim untuk pertama kalinya. Setelah aku kulum vaginanya beberapa saat, dia yang semula tidur terlentang tiba-tiba mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sambil berteriak-berulang kali. "Gak kuat, mas... Masukkan ... masukkan, mas..." 
Perlahan-lahan kamipun memasukkan penis ke liang vaginanya sambil membaca basmallah berulang kali. Meski terasa sempit dan menjepit erat, perlahan-lahan penisku bisa masuk seluruhnya ke liang vagina nan indah itu. Spontan kami berteriak lirih, "Alhamdulillah... bisa" sambil berpelukan erat-erat.
Kami merasa sangat lega dapat menyatukan jiwa dan raga yang selama seminggu penuh tertahan. Wajahnya terlihat begitu bahagia, dan akupun sangat bangga memiliki pendamping hidup yang benar-benar perawan.
Sampai beranak tiga, itu cara kami menyalurkan hasrat. Istriku biasanya terangsang hebat setelah vaginanya aku kulum beberapa saat, kemudian dia memaksa aku segera memasukkan penis ke liang vaginanya. Setelah puas, aku dia dia pasti langsung tertidur pulas.