Kamis, 07 Maret 2013

INTROSPEKSI: KEKURANGANKU

Aku punya kebiasaan yang tidak positif dalam bercinta. Tampaknya itu pulalah yang menyebabkan hubungan kita sering tidak nyaman.
Aku tak pernah menerima konsekwensi dari mencintai seseorang, yaitu menerima kelebihan dan tak mempersoalkan kekurangannya. Pada dasarnya aku tak pernah mencintai seseorang secara utuh. Aku selalu berharap seseorang yang sempurna, tanpa cela. Aku enggan menerima kekurangan, bahkan untuk sekedar memahami kekurangannya.
Hampir setiap perempuan selalu ada sisi kekurangan yang aku persoalkan. Ironisnya aku masih bersikap begitu saat memutuskan menikahi kamu. Perasaan cintaku begitu mudah melemah, dan akhirnya mundur teratur bilamana ada sesuatu yang mengganjal di hati.
Sekarang aku berusaha mengubah sikapmu. Aku nggak mempersoalkan apapun dari kamu. Aku tak akan menilai kamu dari sudut pandangku. Aku akan memahami kamu dengan cara pandang Zaenal terhadap kamu, meski tak ada lagi kemungkinan memperjuangkan cinta seperti yang pernah kalian jalani bersama. Aku menerima kamu apa adanya.
Kita harus terus bersama dan bahagia. Kamu adalah wanita yang cantik dan baik untukku. Kamu juga sangat seksi dan menggairahkan dalam bercinta. Aku menerima dan tak mempersoalkan ada seseorang yang masih begitu berarti di hatimu selain aku. Aku menghargai perasaanmu itu. Aku memandang itu sebagai hal biasa dan tak ada gunanya mempersoalkan semua itu.
Pernikahan adalah menjalin hubungan pria dan wanita agar saling membantu, mendukung, dan menikmati hidup dengan bercinta dan meraih semua yang kita suka. Pernikahan tak akan mengubah rasa yang pernah ada.