Senin, 08 Juli 2013

PASANGAN YANG TAK ASYIK DIAJAK BERCINTA

Pasangan normal kadang dihadapkan pada kehidupan seks yang kurang memuaskan. Ketidakpuasan tersebut bukan dikarenakan pasangan memang frigid dalam arti sebenarnya, tetapi karena sikap mental dan kepribadiannya membuatnya tidak asyik untuk bercinta. Di antara tanda pasangan yang tak asyik diajak bercinta adalah: 
1.   Terlalu Normatif
Memiliki pasangan yang terlalu menjaga hubungan dari nilai-nilai yang dianggap tabu sering membuat kehidupan seks kurang berwarna. Percintaan yang seharusnya merupakan ekspresi perasaan antar pasangan menjadi sarat dengan kwajiban dan larangan, sehingga hubungan seks menjadi kaku. Seks kurang dapat dinikmati secara bebas sesuai kebutuhan dan keinginan pasangan. 
2.   Risih Bicara Soal Seks
Di antara bentuk sikap yang terlalu normatif adalah menempatkan seks sebagai hal tabu untuk dibicarakan. Padahal seks perlu diekspresikan dengan beragam cara, termasuk pembicaraan dengan pasangan, baik untuk menjalin kedekatan maupun saling memahami keinginan masing-masing. Keengganan bicara soal seks menunjukkan minat yang rendah terhadap seks, dan dengan sendirinya seks tidak mengasyikkan.
3.   Malu Bugil di Depan Pasangan
Batas emosional di antara pasangan seksual seharusnya hilang karena keintiman yang terjalin, tetapi ada kalanya seseorang masih malu bugil di hadapan pasangannya sekalipun bagian paling intimnya sudah biasa disentuh pasangan. Keengganan bugil di hadapan pasangan menandakan masih adanya jarak antar pasangan yang menjadikan hubungan seks kurang dapat dinikmati secara optimal.
4.   Risih Tampil Seksi
Keasyikan bercinta sering terbawa dalam sikap hidup sehari-hari. Mereka yang menikmati seks cenderung bersikap yang mengekspresikan rasa suka terhadap hal-hal berbau seks, dan ketika seseorang tampak enggan, apalagi risih tampil seksi, maka itu menandakan bahwa seks tak menjadi bagian yang menarik baginya. Ketika seks tak cukup menarik untuk diekspose, maka sulit diharap percintaan berlangsung mengasyikkan.  
5.  Enggan Bermesraan
Seks hanyalah satu episode bagi pasangan untuk mengekspresikan cinta, kasih dan ketertarikan. Perasaan tersebut seharusnya lebih banyak tampak dalam kemesraan dalam keseharian. Keengganan memeluk dan mencium pasangan menandakan seks bukan hal yang penting untuk diekspresikan sebagai tanda cinta kasih. Kian jarang pasangan bermesraan menandakan hubungan seks juga tak cukup sering dilakukan, karena kemes sehari-hari merupakan satu bentuk foreplay tersendiri.
6.  Pemilih Tempat dan Waktu
Seks terindah adalah yang dilakukan oleh pasangan yang sedang mabuk asmara yang tak peduli tempat, waktu dan keadaan, tetapi ada kalanya seseorang masih pilih-pilih waktu dan tempat untuk bercinta. saat seseorang enggan bercinta hanya karena lampu kamar yang terang atau karena alasan waktu yang tak tepat menandakan seks belum menjadi kebutuhan yang layak didahulukan. Hubungan akan dipenuhi dengan penolakan yang mengecewakan. 
7.  Tak paham Kebutuhan pasangan
Pasangan seharusnya tak perlu bertanya tentang apa yang disukai dan tidak oleh pasangannya, termasuk dalam urusan seks. Seks juga memerlukan empati, di mana pasangan memahami apa yang dibutuhkan, diinginkan dan disukai oleh pasangannya. Pasangan yang tak memahami pasangan akan sering melakukan aksi yang mengecewakan pasangannya.  
8.  Hanya memandang seks sebagai Kwajiban
Seks memang seperti kebutuhan makan dan minum, tetapi hasrat seks tak datang menunggu jadwal. Hasrata seks dapat muncul kapan dan di mana saja. Pasangan tak seharusnya meminta-minta seperti binatang piaraan meminta jatah makan dari tuannya. Pasangan yang asyik tak menunggu pasangan menawarkan diri atau mengajak bercinta, karena bercinta lebih asyik dilakukan sebagai dorongan spontanitas.   
9.  Pasif
Sikap pasif memperlihatkan pasangan tak membutuhkan seks, dan itu bukan percintaan yang mengasyikkan. Dia hanya ada untuk memuaskan pasangannya. Padahal percintaan seharusnya dilakukan dua arah. Sekalipun lelaki dapat ejakulasi meski sang wanita pasif, tetapi hubungan percintaan tetap saja tak menjadi pengalaman penuh arti. 
10.  Pengeluh
Keluh kesah dalam percintaan menandakan pasangan tak menikmati hubungan seks. Percintaan seharusnya menjadi saat menyenangkan bagi kedua belah pihak. Percintaan setidaknya pasti tak nyaman bila pasangan mengaku kelamin terasa gatal, panas atau keluhan lain yang membuat percintaan kehilangan kebebasannya.  
11.  Permintaan Menyegerakan Selesai
Ketika pasangan minta agar pasangan segera menyelesaikan percintaan menandakan dia tak cukup nyaman dalam bercinta. Untuk sekali waktu, semisal saat malam pertama, mungkin dapat dipahami permintaan untuk segera diakhiri, karena vagina belum siap, tetapi bila permintaan menyegerakan hubungan seks diakhiri maka itu akan membuat hubungan seks berlangsung mengecewakan bagi satu pihak dan ketidaknyamanan bagi pihak lain.
12.  Geli Saat Dirangsang
Rangsangan seharusnya membuat pasangan kian bergairah, tetapi bila reaksi pasangan justeru geli atau bahkan tertawa seperti anak kecil yang digelitik, maka itu menandakan ada masalah. Mungkin pasangan tak tertarik dengan Anda atau gairah seksual si dia yang bermasalah. Rasa geli menunjukkan rangsangan tak berhasil membangkitkan gairah, dan percintaan tentu tak asyik tanpa gairah. 
13.  Terlalu Fokus Pada Urusan Lain
Percintaan merupakan jeda kehidupan yang mengalihkan perhatian seseorang dari berbagai persoalan. Percintaan yang mengasyikkan bahkan seharusnya dapat membuat pasangan lupa diri. Bila pasangan masih membawa masalah pekerjaan, anak dan urusan luar ranjang ke dalam ruang percintaan, maka percintaan sudah pasti tidak mengasyikkan.