Jumat, 05 Juli 2013

5 MASALAH YANG MUNCUL SETELAH SELINGKUH


Kerusakan hubungan baik akibat perselingkuhan batin maupun fisik tak jauh berbeda. Mengakhiri hubungan menjadi pilihan paling praktis bagi sebagian besar pasangan yang tak mampu mengatasi rasa kecewa dan sakit hati akibat perselingkuhan. Pasangan yang memilih bertahan karena berbagai pertimbanganpun tak mudah memperbaiki rusaknya hubungan batin dengan pasangannya.
Sekalipun kadang ada pasangan yang dapat memaafkan perselingkuhan, tetapi dalam beberapa hal  hubungan yang terjalin dengan pasangan tak lagi sama. Beberapa persoalan bahkan muncul sebagai dampak dari perselingkuhan.
1.  Kehampaan Batin
Perselingkuhan meninggalkan noda batin yang tak mudah hilang dari hati pasangan. Rasa cinta yang menjadi terasa tak utuh, tak suci lagi akibat ternoda oleh kehadiran orang ketiga di hati pasangan. Pasangan korban perselingkuhan merasa kehilangan sebagian perasaannya pada pasangan, bahkan muncul perasaan tidak dicintai. Sang korban setidaknya merasa dia bukan sosok satu-satunya di hati pasangan, betapapun pasangan berusaha meyakinkan. Ada ruang yang kosong yang tak lagi dapat diisi oleh pasangan hingga menyisakaan perasaan hampa dan tersakiti.
2.  Hilangnya Cinta dan Kepercayaan
Setelah pasanga berselingkuh, seseorang mungkin masih memilih untuk tetap bersama. Meski demikian, perasaan sang korban pada pasangannya tak lagi sama dengan sebelumnya. Nilai pasangan pelaku selingkuh berbeda dari sebelumnya. Perasaan yang sama pada gilirannya juga akan dirasakan oleh peselingkuh, di mana dia tidak menemukan cinta yang utuh dari pasangannya.
Ketika sang korban mengungkit yang dilakukan pasangannya, pada dasarnya itu menunjukkan bahwa perasaan cintanya pada pasangan telah berubah. Kalaupun ada, rasa cinta tadi tak lagi ditunjang kepercayaan. Padahal kepercayaan bahwa mereka saling mencintai merupakan pengikat hubungan batin keduanya.
3.  Impoten atau Frigid
Sekalipun selingkuh hanya dilakukan dengan bermain hati, tetapi dampaknya dapat meluas ke segala aspek kehidupan pasangan. Ketika hati sudah tak lagi nyaman dan merasa dicintai, maka sudah tentu berpengaruh pada hubungan seksual. Rasa jengkel yang terpendam dapat mengakibatkan pasangan merasa jijik, muak atau tidak tertarik lagi pada pasangannya. 
Pada banyak kasus lelaki cenderung enggan bercinta dengan pasangan yang telah berselingkuh yang disertai dengan impotensi parsial. Mungkin dia masih tertarik pada cewek lain, tapi tak doyan lagi sama sang istri. Meski tak begitu kentara, wanitapun tak jarang mengalami firgiditas karena hancurnya perasaan pada pasangannya.
4.  Ketidakharmonisan Hubungan
Selingkuh yang sudah diselesaikan secara musyawarah, tak berarti menyelesaikan masalah seluruhnya. Kesediaan pasangan untuk memaafkan tak berarti secara batin selesai dan dilupakan. Ganjalan batin akan tetap ada sehalus apapun disembunyikan oleh pasangan. Paling tidak, pasangan korban selingkuh biasa menjadi tidak stabil jiwanya. 
Di satu saat.dia mungkin dapat melupakan sejenak rasa sakit dan kecewa pada pasangannya. Pada saat yang lain, kecewa itu tak jarang muncul dan muncul kembali yang membuat hubungan menjadi terganggu. Dia mungkin masih sanggup menerima pasangan, tetapi ganjalan batin yang dia rasakan sesekali akan mengganggu keharmonisan.
5.  Gangguan Komunikasi
Korban selingkuh tak akan dengan mudah melupakan tragedi batin yang dia alami. Beban batin yang terpendam akan mendorong munculnya perbedaan dan kecenderungan berbeda. Dalam situasi-situasi tertentu pasangan cenderung mengungkit. dan berakibat pada kondflik. 
Pelaku selingkuhpun terbebani oleh setiap sikap dan pembicaraan yang mengarah pada upaya mengorek kelakuannya. Sekalipun di pihak yang salah, peselingkuh biasanya tak mau terus-menerus  disalahkan atau diungkit kesalahannya. Akibatnya, hubungan akan cenderung mengarah pada sikap saling menyakiti yang mengganggu komunikasi.