Senin, 08 Juli 2013

TAK PUAS SAMA ISTRI AKIBAT SEKS PRANIKAH - 2

Aku benar-benar histeris malam itu, tapi dengan senyum dan penuh kesabaran gadis itu tak henti menenangkan aku yang kehilangan kendali diri. "Kok cepat sekali, mas? Kamu ejakulasi dini" Bisiknya.
"Aku nggak tahu, dik. Kamu belum puas, ya" Sahutku lemah. 
"Wanita nggak harus puas, mas. Kalau mau puas ya harus usaha sendiri" jelasnya sembari tersenyum.
"Usaha sendiri, gimana?" Tanyaku.
"Nanti kalau sudah biasa, kamu akan tahu sendiri" Jawabnya dengan wajah ceria.
"Kamu buru-buru, sih"
"Aku sudah nggak tahan lagi, dik" Rengekku. Wanita itu hanya tersenyum tenang. Dia kelihatan bahagia melihatku lunglai dalam pelukannya.
"Kok kecil, mas?" Tanyanya saat memegangi penisku yang lunglai.
"Nggak tahu. Mungkin itu sebabnya kamu nggak puas?" Tanyaku kuatir.
"Ukuran itu nggak penting. Yang penting... " Jelasnya terputus dan hanya senyuman penuh arti yang tak aku mengerti.
"Ssst..." Tiba-tiba dia berdesis sambil menyilangkan jari di bibir. tapi aku tak mengerti maksudnya.
"Apa?" Tanyaku.
"Sst... dengar itu" Pintanya, tapi aku tak mengerti. Aku hanya mendengar suara "clek, clek, clek..." dari kamar sebelah yang sesekali diselingi suara laki-laki dan perempuan. Aku tak mengerti suara apa itu, tapi tiba-tiba senyum Ida mengembang seperti menyimpan arti, lalu memelukku erat-erat.
"Itu suara orang lagi..." Bisiknya, tapi aku tak mengerti maksudnya.
"Yang mana?" Tanyaku keheranan.
"Ayo..." Tiba-tiba dia menarikku bangkit. 
Dia menuntunku berlutut di hadapan pahanya yang terangkat, dan menarik penisku yang kembali tegang ke liang vaginanya. Dengan sedikit kesulitan aku masukkan lagi penisku ke liang itu perlahan, tetapi sedikit kesulitan. Diapun membimbingku untuk menekan penisku sedikit lalu menariknya lagi, hingga sedikit demi sedikit penisku telah berada di liang vagiannya yang licin dan hangat.
"Gerakkan" Bisiknya, dan akupun mulai gerakkan pinggulku maju-mundur. Semula agak sulit aku melakukannya, tetapi setelah mengubah beberapa posisi aku merasa kian nyaman melakukannya, hingga kurasakan kembali nikmatnya persetubuhan.
"Lebih cepat" Bisiknya, dan diapun melegug-mendesah saat kian cepat gerakanku menyetubuhinya.
"Cepet lagi, kaya itu tadi" Bisiknya, dan akupun kian mempercepat gerakanku hingga rasanya sedikit kelelahan, tapi aku berusaha lebih keras hingga dia meleguh-mendesah sambil memanggil namaku.
Tak berapa lama, aku sudah tak kuat lagi. "Aku mau keluar lagi, dik" Bisikku.
"Tahan dulu, tahan dulu" Pintanya, tapi segulir cairah terasa merayap cepat ke batang kemaluanku tanpa mampu aku tahan, dan akhirnya menyembur deras ke dalam vaginanya. Akupun menggelinjang hebat sembari memeluk tubuhnya.
Beberapa lama aku terus memeluk tubuhnya, dan dengan sabar dia menenangkanku kembali. "Kamu cepat sekali keluarnya?" Bisiknya dengan wajah berbinar.
"Nggak tahu, dik" Aku nggak kuat.
"Kamu ejakulasi dini" Kembali dia bisikkan kata itu padaku.
"Kamu nggak puas, ya?" Rengekku merasa bersalah.
"Ya, mungkin karena baru pertama. Nanti kalau sudah pengalaman mungkin beda" Jelasnya menenangkan.
"Aku takut kamu nggak puas" Bisikku khawatir. Diapun menenangkan aku kalau ada cara untuk membuatnya puas, dan aku hanya perlu belajar. 
Meski begitu aku tetap saja ragu apakah nanti bisa memuaskan dia. Itu sebabnya saat penisku kembali tegang aku kembali mencoba yang tadi kulakukan, tapi sekali lagi aku tak berdaya. Aku sudah ejakulasi hanya beberapa menit saja, sementara dia sepertinya belum merasakan apa-apa.
"Maafin aku, dik" Rengekku memelas.
"Tapi kamu hebat sekali. Semalam aja 3 kali" Ujarnya sembari tersenyum.
"Kalau sama cowokmu kamu puas, ya?" Tanyaku.
"Idih... Ngawur. Memang aku ngapain sama dia" Sergahnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Yang jelas, aku bahagia sekali" Lanjutnya.
"Tapi kamu nggak puas" sahutku kuatir.
"Tenang aja. Lain kali pasti bisa" Bisiknya, dan kamipun larut dalam perbincangan tentang banyak hal, termasuk soal hubungan intim.