Sabtu, 13 Desember 2008

SECANTIK BONEKA

Melihat rok istri yang tersingkap, sebenarnya perempuan itu masih menggoda juga. Pahanya yang ramping dan mulus merupakan tipe tubuh perempuan yang aku sukai. Hanya saja seks, ternyata masih lebih sering merupakan pikiran kita sendiri dari pada perempuan. Dia yang sejak awal tak pernah punya gairah, sepertinya semakin tak ada gairah. 
Memegang, mengelus perempuan yang tidak sedang membutuhkan seks pada dasarnya percuma. Kalaupun memberi kesenangan, itu hanya ada di pikiran kita saja, seperti kalau sedang nonton video atau foto porno. Bahkan kalau kita elus atau raba paha atau payudara perempuan lain bisa timbul kemarahan buka tergoda.
Hari-hari bersama istri semakin hilang gairah. Gimana tidak, aku hanya ketemu orang yang sudah kecapekan, dan pasti sama sekali tak tertarik seks.  Ini terjadi setiap hari. Waktunya habis untuk sekolahan dan toko koperasi. Dia begitu antusias, begitu semangat, sampai tak peduli sama sekali sama anak, rumah dan keluarga.  

Di rumah ini seperti tidak ada seorang ibu rumah tangga, tak ada istri, tak ada ibu. Hanya ada seorang perempuan dengan kesibukannya sendiri. Sangat mengecewakan.
Aku tak mau memaksanya jadi seperti istri yang lain, seperti ibu yang lain, meski ini sangat mengecewakanku.
Aku bahkan nyaris tak pernah mengajaknya bercinta, kecuali dia yang memulai. Dia terlalu dingin, dingin sekali, seperti boneka yang tak kehabisan strum untuk bercinta. Siapa yang tertarik bercinta dengan boneka? Aku benar-benar telah kehilangan gairah, dan terus berusaha agar gairah itu hilang. Seks selalu jadi pengalaman mengecewakan. Untuk apa bersenang-senang kalau hanya untuk kecewa?
Dia benar-benar tak dapat aku harapkan untuk yang satu ini. Dipaksa juga tidak mungkin, dan aku terlanjur terlalu percaya bahwa itu mustahil. Jadi, biarkan saja dia dengan semua yang dia suka lakukan. 
Saturday, December 09, 2006