Satu hal yang kurang dalam rumah tanggaku, Aku kurang bisa
menikmati hidup. Mengelola lembaga sosial benar- benar jadi beban rumah
tanggaku. Hanya ada kesibukan demi kesibukan, dan masalah demi masalah,
sementara manfaatnya masih tanda tanya. Apa yang bisa didapat dari semua ini?
Untuk apa? Untuk siapa?
Makna rumah tangga serasa sirna. Energi cinta habis untuk bersusah
payah membangun istana, tapi bukan untuk kami sendiri, bahkan sama sekali untuk
orang lain. Imbalannya? Tidak ada, selain keluh-kesah, caci maki bahkan
kebencian orang pada kami. Apa yang kami dapat dari semua ini? Tidak ada. Sama
sekali tidak ada. Ini konyol, bila kerja keras hanya untuk kerja keras tanpa
hasil.
Jangankan
manfaat bagi keluargaku, sedang pengorbanan yang telah tercurah selama ini
seolah belum cukup untuk menegakkannya. Padahal anak-anakku sendiri, seolah
harus jadi tumbalnya. Harapan utama keluargaku tidak terurus. Perhatian kami
kalah jauh dibanding semua yang harus kami korbankan untuk kepentingan lembaga
ini.
Istriku
selalu menghindar untuk menjawab semua tanda tanya itu. Aku saja yang harus
berusaha mengerti, bahwa dia menyukai semua permainan ini. Yang jelas, ini
semua telah membuat hidupnya terasa berarti, meski sebenarnya sama sekali tak
memberi manfaat bagi keluarga kai.
Hanya
satu yang dapat aku lakukan, biarkan dia jalani yang dia suka. Aku berbeda
prinsip dengannya dalam hal ini. Aku memilih tak mencampuri urusan dia, tak
akan menggangu ataupun membantu. Ini jauh lebih baik dari pada kami bertengkar
tentang masalah itu.
Aku memang suka perempuan, tapi kalau selingkuh kayaknya jauh dari
mentalitasku. Istriku saat ini adalah orang yang benar-benar cocok denganku
dalam hampir semua hal: kecerdasannya, pandangan hidupnya, bahkan aku rasa juga
dalam urusan cinta di masa lalu.
Di masa
lalu, kami berdua sama-sama orang yang kurang comfort dalam urusan
pacaran. Pacaran saat masih sendiri saja menjadi beban, ketika harus berdua di
depan umum. Kita juga kurang inisiatif dalam pacaran. Kalaupun terjadi
kemesraan dengan pacar, pasti inisiatifnya muncul dari lawan kita, meski terus terang
kita sendiri juga suka dan menginginkannya.
Selingkuh
berarti kita harus bohong, dan kebohongan adalah pekerjaan yang sangat berat.
Saat pacaran saja, kita harus bohong, sama orang tua, teman, bahkan pacar
sendiri. Dan itu sangat menyiksa. Padahal aku suka keadaan yang adem-ayem.
Karena bagiku kebahagiaan sejati adalah ketenangan jiwa.
Friday, November 24, 2006