Minggu, 29 Juni 2014

SAAT MALAM PERTAMA ISTRIKU SUDAH TAK PERAWAN

Aku tak begitu mikir soal pernikahan. Bagiku menikah tak begitu penting sebab sejak muda aku terbiasa mengutamakan kerja. Kalau bukan karena usia dan tekanan keluarga aku mungkin tak akan menikah.
Itu sebabnya aku tak punya kriteria apapun soal calon istri. Saat desakan menikah tak mungkin kuhindari aku asal saja memilih calon istri, yaitu teman lama yang sering aku kontak. Satu-satunya alasanku menikahinya karena dia satu-satunya cewek yang aku kenal.
Akad nikah dan resepsi pernikahan berlalu begitu saja, tanpa ada yang kurasa istimewa. Aku baru menyadari telah beristri saat malam pertama tiba. Ya, aku akan tidur dengan seorang wanita malam ini. Gairah kelelakianku bangkit tiba-tiba, sebab bagaimanapun aku memang laki-laki normal.
Dimulai dengan salin cerita tentang diri sendiri dan masa lalu, tiba-tiba dia cerita soal masa lalunya. Rupanya istriku masih begitu terbayang mantan kekasihnya yang telah mendampinginya selama 4 tahun lebih. Dia begitu sedih mengingat kegagalan cintanya yang pertama. Dia mengaku telah menyerahkan seluruh jiwa dan raganya pada lelaki itu, sebab sejak awal dia berikrar akan menjadikan lelaki itu sebagai cinta terakhir dalam hidupnya.
Tak terhitung lagi berapa kali dia berhubungan intim dengan lelaki itu, sebab hubungannya sudah melebihi suami istri. Dia bahkan mengaku hamil dua bulan dengan lelaki itu, tetapi berhasil dia gugurkan. 
Terus terang ada rasa kecewa di hatiku melihat kenyataan itu, tapi aku juga iba melihat betapa selama ini dia sudah sangat menderita. Meski dengan berjuta beban yang berkecamuk di dada, kupastikan tetap melanjutkan pernikahanku. Aku tak mau menuliskan kisah kegagalan pernikahan dalam keluargaku. Aku tak bisa bayangkan bagaimana perasaan keluargaku bila aku harus akhiri pernikahan ini.
Jiwaku sempat goyah mendapati kenyataan itu, tapi aku terus mencoba menata hatiku. Aku berusaha menikmati hubungan intim dengan istriku, meski aku tahu istriku sering membayangkan mantan kekasihnya. Pernikahan ini memang jauh dari yang diimpikan oleh kebanyakan orang, tetapi inilah jalanku. Istriku memang tak lagi terasa istimewa buatku, tapi aku mencoba menikmati jalanku.
Ada satu hal yang aku tak rasakan, aku tak pernah cemburu pada isriku meski aku tahu dia sering kontak dan bertemu mantan pacarnya. Aku tak kuatir foto atau video istriku dilihat orang, sebab aku tahu sang mantan masih mengkoleksi foto dan video percintaannya di masa lalu. Aku bahkan meminta video spesial saat sang mantan menggagahi keperawanannya. Kami berbagi video dengan lelaki itu. Gila, tapi aku menikmatinya.