Sabtu, 07 Juni 2014

DIKIRIMI FOTO BUGIL MANTAN PACAR OLEH SUAMINYA SENDIRI

Sejak Tutik menikah aku memang sesekali telepon atau SMS. Awalnya sih biasa saja, sekedar tanya kabar atau ngucapin selamat hari raya. Beberapa bulan terakhir aku jadi kian akrab lagi dengan mantanku itu meski kebanyakan cuma lewat telepon, SMS atau chatting di FB.
Namanya kita pernah ada rasa dan kenangan, sesekali aku menggoda wanita yang telah beranak tiga itu. Tak ada niat lebih jauh selain sekedar iseng-iseng saja. Tutik sendiri sepertinya menikmati "pertemanan" ini. Dia bahkan kian sering menghubungi aku bila beberapa hari saja aku tidak menyapanya.
Dia suka tanya kabar keluargaku, terutama Abah dan Umi, dan berbagi cerita soal nasib teman-teman kuliah dulu, seperti Wawa, Dewi, Nur, kacong, dan sebagainya. Dia jarang sekali curhat, meski aku pancing-pancing. Paling dia cuma cerita soal adiknya, Anny yang kadang masih ada masalah dengan suaminya.
Sesekali saja kami saling menggoda, terutama mengungkit masa-masa indah yang pernah kami lalui. Dia belum banyak cerita soal perasaannya, meski aku sering cerita soal penderitaanku saat dia menikah dengan lelaki lain.
Aku semangat sekali saat suatu ketika dia kelihatan mulai terbuka saat chatting denganku. Meski awalnya terkesan malu-malu dia mulai cerita soal perasaannya ketika dia memutuskan menikah dengan lelaki lain, soal pendekatanku pada cewek Ponorogo, sampai perasaannya padaku saat ini.
Aku senang sekali dia bilang masih memendam perasaan yang sama seperti dulu. Dia bilang perasaannya untukku tak pernah berubah, meski waktu dan keadaan sudah tidak memungkinkan kami kembali menyatu. Aku sudah cukup bahagia mendengarnya, sebab aku sendiri sudah berkeluarga.
Dia tak keberatan saat aku meminta dikirimi foto-foto terbarunya. Dengan berbagai rayuan yang alot, akhirnya dia dengan malu-malu mengirimi aku foto panasnya. Awalnya cuma foto toples, tapi lama-lama aku dikirimi foto full dressless. Rasanya mabuk kepayang aku dibuatnya. Rasanya ingin mengubah arah hidupku, paling tidak sekali seumur hidup dapat menikmati percintaan sejati dengannya.
Sebenarnya aku heran sebab selama hampir 5 tahun pacaran, dia tak seterbuka itu. Wanita itu bahkan masih malu-malu setiap kali aku cium terakhir kalinya. Besarnya buaian perasaan membuat aku berfikir pernikahan telah mengubah sifatnya.
Beberapa hari foto-foto itu begitu membuai perasaanku, hingga suatu ketika aku kembali chatting dengannya dan dia bilang, "Gimana mas Zaenal? Puas lihat tubuh bugil istriku? Maaf selama ini sampeyan chatting sama aku, suaminya" Begitu bunyi pesan di akun mantan pacarku itu.
Tiba-tiba saja aku lemas dibuatnya. Tentu saja aku tak berani menjawab, dan akhirnya muncul pesan berikutnya. "Kalau mau coba tubuhnya, janjian aja sendiri. Sudah punya nomor hp istriku, kan?" Bunyi pesan kedua saat aku sign out dari FB.
Sejak saat itu aku tidak pernah lagi membuka akun FB punyaku. Aku tak berani telpon, SMS atau chatting dengan Tutik lagi. Aku kuatir, itu bukan dia, tapi suaminya. Hanya sesekali aku lihat pesan dari teman-teman. Aku sempat membuat akun lain, tapi aku merasa tak nyaman lagi.
Meski kadang terasa cemas, aku tetap simpan foto bugil mantan pacarku itu. Mungkinkah aku hanya dapat menikmati indah cintanya. Aku hanya dapat mengagumikeindahan tubuhnya yang belum banyak kunikmati.