Kamis, 05 Juni 2014

AKU WANITA LABIL YANG MUDAH DIAJAK SELINGKUH

Semua orang memandangku wanita baik-baik. Banyak orang memujiku demikian. Aku sendiri merasa begitu, dan selalu berusaha begitu. Sampai menikah dan punya empat orang anak, aku bahkan selalu menunjukkan diriku sebagai wanita idealis.
Akhir 2013 lalu ada reuni kampus angkatanku saja di Batu, Malang. Senang sekali bisa ketemu teman-teman lama. Aku merasa jadi bintang reuni waktu itu, sebab semua teman kuliah memujiku masih seperti dulu, masih cantik, bahkan ada yang bilang seolah masih perawan. 
Entah mengapa, aku merasa suasana reuni terasa begitu berkesan dan seru. Belum juga acara selesai, kami bahkan sudah bicara soal reuni di tahun berikutnya.
Di tengah reuni itu, salah seorang temanku, Asnan, tampak begitu perhatian padaku. Dialah yang paling sering menggodaku. Aku berusaha bersikap biasa saja, dan menganggap semua hanya candaan belaka. Apalagi sebenarnya Asnan sebenarnya sudah lupa padaku. Padahal aku masih mengingatnya. 
Maklum waktu itu dia hanya sekelas denganku satu atau dua semester saja. Aku jelas ingat karena selain Sun'an, dia termasuk yang paling tampan ke kelasku saat itu. Setelah itu, aku tak tahu lagi kabarnya, dan rupanya dia meninggalkan kuliah karena buru-buru menikah.
Usai reuni kami berbagi nomor. Aku sendiri tak diberi nomor Asnan, tetapi karena dia menanyakan nomorku ke Nor, Nor Rohmah teman karibku, akupun minta nomor Asnan ke Nor. 
Tanpa kusadari muncul niat iseng di benakku untuk kirim SMS ke Asnan. Aku senang sekali bisa membuatnya penasaran dan terus menggodanya. Kami jadi begitu akrab saling SMS, telepon dan chatting via FB setelah dia tahu siapa aku.
Sejak saat itu aku merasa tak sabar untuk selalu kontak dengannya. Setiap suamiku sibuk, apalagi sedang pergi, kuhabiskan waktuku untuk mendengar ocehannya yang jenaka. Kebetulan anak bungsuku tak mau tidur hingga larut malam, sehingga kumanfaatkan untuk menikmati suara menggoda lelaki itu.
Terus terang, ada perasaan tak enak pada suamiku. Karena itu, sesekali aku kirim SMS tengah malam pada suamiku yang sedang di luar kota. Aku berharap dia sedang tidur, tapi kalaupun tidak, aku bilang saja padanya tak bisa tidur karena anak bungsu belum mau diajak tidur.
Tanpa kusadari, aku jadi sering kurang tidur setiap suamiku tak di rumah. Selain itu, muncul perasaan tak nyaman setiap kali suamiku ada di rumah. Aku berusaha menjauh darinya, karena kuatir ada SMS atau telepon dari Asnan. Aku juga berusaha menghapus setiap data chatting-ku dengannya. Bahkan handphone hampir-hampir tak lepas dari genggamanku saat tidur dan mandi sekalipun.
Beberapa bulan saja berlalu Asnan sepertinya hafal suamiku tak di rumah. Mungkin itu sebabnya dia bilang akan mampir ke kotaku karena ada urusan yang kebetulan membuatnya lewat kotaku. Dia bilang tak sempat mampir ke rumah, dan memintaku main ke hotel di dekat rumahku.
Meski rasanya segan, akupun berangkat ke sana. Kutemui dia di kamarnya. Kami kembali bercanda ria, dan entah siapa yang memulai aku dan diapun larut dalam hangatnya hasrat bercinta. Empat babak percintaan yang nakal kami lalui bersama, dan akupun pulang dengan penuh kepuasan, meski tubuhku serasa kehilangan daya.
Aku benar-benar terbuai rasa yang tak kusadari sebelumnya. Perselingkuhan ini sama sekali tak pernah kupikirkan sebelumnya, tapi aku selalu ingin mengulanginya. Minggu berikutnya kami kembali meluapkan hasrat yang pernah pernah kami nikmati sebelumnya. Berbagai gaya kami coba, seakan sepasang kekasih yang sedang mabuk cinta. Aku gelisah dan marah bila dia absen sekali saja.
Asnan aku suka penismu yang gagah. Aku haus kejantananmu yang menggoda. Begitu kata hatiku setiap kali merindukannya, sampai suatu saat yang tak terduga. Pintu kamar hotel diketuk seseorang tak seperti biasa. Saat Asnan membukanya, seorang lelaki masuk ke kamar tiba-tiba, suamiku.
Ya. Suamiku tahu semua, tanpa mampu aku menyangkalnya. Dia benar-benar tak lagi percaya, meski aku bilang semua kulakukan tanpa sengaja.