Jumat, 18 Oktober 2013

CEWEK LUGU YANG HYPER SEKS

Ketertarikanku pada Tutik terutama karena gadis itu terlihat lugu dan sangat agamis. Kebetulan aku termasuk cowok penyuka cewek bertubuh ramping, berkulit cerah, agamis dan berwajah innocence (lugu). Itu sebabnya aku tak henti mendekatinya meski gadis itu sebenarnya sudah punya kekasih.
Meski sudah 4 tahun pacaran dengan Zaenal, melihat sikapnya aku yakin Tutik Husniati masih perawan. Bahkan andai saja dia sudah tidak perawan sekalipun, aku tetap menerimanya karena besarnya cintaku kepadanya. Aku tak sia-siakan kesempatan untuk kembali mendekatinya, saat gadis itu putus dari sang kekasih. Aku merasa beruntung sebab cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Kamipun sepakat menikah hanya 2 bulan sejak keluargaku melamarnya.
Tutik terlihat malu-malu menyambut percintaan pertama kami di malam pertama. Meski terlihat malu-malu, wanita itu begitu bersemangat menyambut cumbuan, sentuhan dan rangsangan yang kuberikan malam itu. Istriku terlihat keki tetapi menurut saja saat aku lepas pakaiannya satu persatu. 
Seketika hasratku menggelegak melihat tubuh mulusnya tergolek tanpa busana. Sejenak aku ciumi wajahnya, bibirnya, lehernya, payudaranya,, perutnya dan jemariku mengusik vaginanya yang terbalut bulu kemaluan yang sangat lebat. Hasratku memuncak saat meraba bulu vaginanya basah kusup oleh cairan vagina.
Dengan wajah tersenyum, Tutik membiarkan aku memasukkan penisku ke vaginanya. Semula terasa kesat karena bulu vaginanya terbawa masuk, tetapi perlahan-lahan bles.... Penisku bersemayam damai di liang vaginanya yang licin, hangat dan menjepit lembut. Lega, bahagia dan teramat nikmat kurasakan saat pertama aku merasakan indahnya menyatu dengannya.
Geli dan nikmat kian terasa saat aku gerakkan penisku keluar masuk himpitan vaginanya, sementara istriku meleguh lembut sembari memanggil-manggil namaku. Gerakan pinggulku kian cepat menarik menusuk vaginanya dengan penisku seiring hasrat yang kian memuncak. Beberapa saat kemudian tubuhku mengejang mengerang sambil mendekap tubuh ramping istriku erat-erat.
Kami tak henti berciuman dan saling beradu pelukan saat tubuh kami mulai lunglai di atas tubuhnya. Istriku tak henti memilin penisku saat aku terkulai lemas di sisinya sembari berbagi cerita dan canda tawa. Tanpa terasa akupun tertidur tanpa teringat apa-apa.
Saat terbangun, aku merasa seseorang menindih tubuhku. Rupanya istriku telah menindihku sementara penisku yang menegang telah terjepit lebut di liang vaginanya. Senyum manis menghiasi wajahnya saat aku mulai membuka mata.
Rasa geli nikmat kurasakan saat pinggulnya yang ramping tak henti bergoyang di atas tubuhku. Tangankupun meraih pinggulnya yang lembut, meraba pantatnya yang halus, dan membatunya bergerak di atas tubuhku. Kian lama gerakannya kian berpacu saat wajahnya kulihat memerah terbuai nikmat.
Licin, hangat dan menjepit terasa kian nikmat saat otot vaginanya mengedut-kedut menggigit penisku. Beberapa saat kemudian tubuhnya mengejang di atas tubuhku. Wanita itu mengerang-erang memanggil namaku. Pinggulnya menekan-nekan erat ke kemaluanku menebar rasa hangat yang kian memanas. Sejenak kemudian, pinggulnya menghentak-hentak beriring desahan, erangan dan tubuhnya mengejang-kejang sembari memelukku. Tak berapa lama tubuhku kembali terkulai lemas dan kamipun tertidur sambil berpelukan.
Usai mandi pagi aku kembali ke kamar dengan tubuh hanya berbalut handuk. Tiba-tiba istriku yang semula berndandan di depan meja rias menghampiriku, dan langsung menarik handuk yang melilit tubuhku. Aku tak kuasa menolak saat dia terduduk mengulum penisku. Oh... hangat, licin, geli dan sangat nikmat kurasakan saat lidahnya memain-mainkan penisku dalam mulutnya.
Kakiku terasa bergetar melemas dan terjatuh di tempat tidur. Tanpa ragu wanita lugu itu menindihku sambil menyingkap baju kurungnya ke atas hingga paha mulusnya begitu indah tersingkap. Dengan penuh nafsu, dia main-mainkan penisku di vaginanya. aku hanya bisa menurut menikmati kehangatan pagi itu hingga dia kembali mengejang puas di atas tubuhku.
Bercinta tiga kali dalam beberapa jam sejak malam pertama tadi malam membuat tubuhku lemas, tapi istriku seakan tak cukup. Beberapa saat setelah orgasme, dia kembali memain-mainkan penisku yang lemas dan basah, hingga bangkit lagi. Dengan penuh hasrat diapun kembali menindihku dan mengulangi percintaan yang baru saja kami lakukan.
Aku benar-benar lemas tak berdaya dan hanya dapat tertidur dalam pelukannya. Usai makan siang, wanita itu kembali mengusik penisku yang lemas tak berdaya. Dia terus merangsangnya hingga kembali bangkit meski tidak terlalu keras, dan diapun kembali mengajakku bercinta. Aku mulai sadar, istriku yang terlihat alim dan lugu ternyata penggila seks yang tiada duanya. Usai bercinta diapun mengakui hasrat seksnya selama ini memang menggebu-gebu, tetapi dia pendam dalam-dalam, dia tutupi dengan sikap lugunya.