Rabu, 05 Januari 2011

MANTAN KEKASIHKU

Boleh dibilang aku hanya sekali saja merasakan jatuh cinta. Mungkin itulah perasaan cintaku yang sesungguhnya. Aku mendekati cewek, ingin menjadi kekasihnya, ingin memilikinya, tak terpikir akan meninggalkannya, bahkan sempat berharap menikahinya suatu saat nanti.
Sayang sekali kisah itu tak seperti harapan. Mimpi itu harus berakhir dan sepenuh jiwa harus kulupakan. Tuhan berkehendak lain, mungkin agar aku membuka mata pada indahnya dunia.   
Sejak saat itu beberapa kali aku dekat dengan beberapa perempuan, sebagian memang berstatus pacar, tetapi sebagian hanya teman biasa. Di antara sekian banyak perempuan itu, terus terang aku tak pernah sekalipun benar-benar serius pada mereka. Di mataku, selalu saja ada yang kurang pada perempuan-perempuan itu. Tak ada yang sesempurna Alfi di mataku. 
Meski begitu aku jalani saja kesempatan demi kesempatan bersama mereka. Aku butuh kesenangan, mengisi hari-hari sepiku, atau bahkan menyalurkan hasratku sebagai laki-laki.
Sejak berpisah dari Alfi, pandanganku terhadap perempuan berubah drastis. Aku ogah pacaran, kecuali untuk menaklukkan perempuan-perempuan tertentu memang mengharuskan aku mengakui dia sebagai pacar. 
Aku sendiri bahkan lebih suka bersahabat, sebenar-benarnya sahabat terbaik. Aku berusaha membantu mereka, menemani mereka, menjadi sahabat mereka sebaik yang aku mampu. Aku justeru lebih menikmati itu semua, karena kedekatan dengan perempuan memberiku pengalaman-pengalaman indah, bahkan jauh lebih indah dari yang diperoleh oleh seorang pacar.
Apalagi kalau bisa bergaul memel, aku benar-benar menikmati hubungan dengan perempuan jauh melampaui semua yang pernah kubayangkan. Semua terjadi begitu saja, mengalir, begitu indah, bahkan tanpa sedikitpun tanya.