Rabu, 15 Oktober 2014

KETIKA ISTRIKU SELINGKUH DENGAN FAIZIN

Tanpa rasa berdosa istriku bicara dengan Faizin tentang perasaan mereka yang sejak SMA tak pernah terungkapkan. Ternyata perasaan mereka sama. Perasaan itu masih sama saat ini, dan diam-diam mereka menikmati. 
Istriku bilang pada Faizin, andai saja mereka mau dan bukan demi menjaga keutuhan keluarga, mereka bisa saja berhubungan lebih jauh. Mereka tahu itu sangat mungkin dilakukan.
Istriku menyadari betapa rapuh perasaannya di hadapan Faizin. Itu sebabnya istriku berharap mereka menghindar untuk bertemu berduaan, sebab istriku sangat tahu, sulit baginya menghindari godaan lelaki itu.
Kini aku mengerti mengapa selama ini istriku tak merasa perlu menjaga perasaanku. Ternyata aku hanya laki-laki yang kebetulan menjadi suami buat istriku. Kehadiranku sama sekali tak mengubah apapun di hatinya.
Mungkin istriku pada dasarnya memang tak bahagia dan faktanya dia memang bukan memilihku karena cinta. Kehadiranku tak cukup untuk memenuhi dahaga kasihnya. Jiwa istriku begitu hampa sehingga begitu mudah terbuai rasa. Kerinduan terpendamnya pada cinta sejati membuatnya begitu mudah mengumbar perasaan pada lelaki lain.
Yaa.. Robb... 
Kenyataan ini sangat menyakitkan. Mungkin aku bukan laki-laki yang baik, sehingga diamanahi istri seperti ini. Mungkin pula aku ditakdirkan menjadi laki-laki yang berjiwa terlalu kuat, sehingga dianugerahi beban batin yang begitu berat.