Sabtu, 18 Februari 2012

PERAWAN TULEN - 5


Lewat seminggu sudah pernikahanku berlalu kami habiskan dengan berbagi cerita dan kemesraan. Istriku kelihatan bahagia dengan pernikahan ini, tapi aku masih sangat penasaran, karena belum sekalipun kami berhasil melakukan hubungan intim, bahkan saat acara resepsi pernikahan di rumahku siang tadi.
"Mas, kayaknya mens-ku sudah selesai" Begitu istriku bilang sesaat setelah ke kamar mandi.
"Iya?" Tanyaku kegirangan. Dia hanya mengangguk sembari mengulum senyum. Mungkin dia benar-benar menilaiku aneh untuk urusan itu.
"Tadi aku cukur lagi. Soalnya gatel karena rambutnya mulai tumbuh" Imbuhnya.
"Berarti harus kuperiksa dulu" Sahutku sembari menariknya rebah di atas tempat tidur. Diapun hanya menurut saja, dan kamipun kembali tenggelam dalam kemesraan yang dalam.
Dia selalu terlihat keki setiap kali aku lepaskan seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya satu persatu. Dia selalu menyergah keki saat aku melepaskan kancing BH-nya. Dia bahkan meleguh keras setiap kali aku melepas celana dalamnya.
Aku tak tahan melihat vaginya yang mungil begitu ranum di hadapanku. Dia sangat kaget waktu aku mencium liang terindahnya. "Mas...., kok gitu sih" Sergahnya sembari bangkit.
"Sudahlah... "
"Mas..." Rengeknya menolak, tetapi diapun menyerah setelah sedikit kupaksakan.
Istriku menggelinjang hebat saat aku mulai menciumi bagian dalam vaginanya. Dia terlihat menikmati kulumanku hingga merintih-rintih manja.
Semakin lama aku mengulum, semakin hebat pula rintihannya. Dia bahkan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi menahan geli, hingga akhirnya. "Nggak kuat, nggak kuat... nggak kuat, mas" Dia menyergah dan menolak aku lanjutkan kulumanku.
"Mas... nggak kuat. Ayo... Ayo..." Pintanya, tapi aku tak mengerti maksudnya.
"Masukkan... masukkan... Ayo..." Pintanya berulang kali.
Akupun bergeser di sela pahanya. Sambil berulang kali membaca bismillah, perlahan aku tekan pinggulku perlahan hingga penisku menyentuh liang vaginanya. Tetap saja sesak seperti tempo hari, tetapi perlahan terasa menembus mulai ke bagian yang lebih dalam. "Bisa, mas... bisa mas... terus" Pintanya.
Akupun berusaha menarik dan menekan penisku perlahan, dan akhirnya... seluruh batang kemaluanku merasuk ke dalamnya.
"Bisa mas..." Perkiknya kegirangan.
"Hmmh.. hmmmh..." Sahutku dengan nafas tersengal.
"Alhamdulillah..." Serempak kami memanjatkan puja dan puji ke hadirat ilahi.
Aku lega sekali bisa masuk ke liang vagina istriku. Liang itu begitu sempit dan terasa sangat cekat menjepit kemaluanku. Kami begitu bahagia menyambut keberhasilan kami siang itu. Kami benar-benar menyatu di liang vagina yang sungguh-sungguh masih perawan.
Terima kasih ya Allah... atas anugerah terindah ini.... Terima kasih.. Mohon Engkau ridloi kisah bahagia nan Indah, yang baru saja kami mulai.