Kamis, 18 November 2010

ISTRIKU ASYIK CURHAT SAMA ZAENAL

Hari-hari ini istriku begitu bersemangat saat telepon di kamar atau belakang rumah. Wanita itu tak pernah sesemangat hari-hari ini menelpon atau SMS, sampai-sampai tak peduli anak-anak seperti apa. Bahkan hingga maghrib menjelang kadang dia masih asyik dengan handphone, padahal anak-anak belum ada yang mandi. Wajahnya begitu ceria saat memandangi layar handphone atau menempelkan benda itu di telinganya, tetapi berubah kusut saat menatapku dan anak-anak. 
Aku kasihan sekali pada wanita itu. Wajahnya begitu kusut sepanjang waktu. Aku hanya melihatnya ceria saat hatinya terpaut dengan suara lelaki itu.
Setidaknya aku dapat memahami mengapa dia tak pernah ramah padaku. Sikapnya seakan ada yang tak sepenuhnya untukku. Itu sebabnya aku memilih bersikap seolah tak tahu yang dia lakukan. Akan jauh lebih baik kalau aku biarkan dia menikmati dunianya yang hilang. 
Dia seperti berada di tempat yang tak diinginkannya, sementara hatinya ada pada seorang dibalik handphone itu. Aku tak perlu bertanya, dan menyoal apa-apa. Biarkan dia menikmati dunianya. 
Aku harap segera menemukan duniaku yang baru. Aku sadar seharusnya aku tak bersamanya, karena hatinya masih terpaut erat dengan masa lalu.