Rabu, 29 Juli 2009

KISAHKU 14 - PERSEMBAHAN PERDANA BUAT SUAMI


Resepsi di rumah suami pagi itu begitu meriah. Meski tak sebanyak tamu di rumahku, tetapi resepsi kali ini terasa khidmad. Aku tak banyak mengenal tamu-tamu yang datang, termasuk teman-teman suamiku yang dulu satu sekolah dan satu organisasi denganku.
Aku lebih banyak menghabiskan waktu di kamar saat tamu-tamu sudah pulang. Aku selalu merengek minta ditemani suami, karena tak banyak yang aku kenal di rumah itu. Bahkan siang itu kami lebih banyak di kamar sembari berpelukan, saling raba, dan tak henti berbagi cerita.
Dia menyingkap bagian bawah bajuku dan tak henti mengelus kemaluanku. Beberapa saat kemudian dia turun dari tempat tidur. Dia mengelus pahaku dan daerah sekitar kemaluanku. Semula aku biarkan karena sejak menikah dia biasa melakukannya. Aku terhenyak saat tiba-tiba dia mencium kemaluanku. Aku mencoba bangkit tetapi dia menahanku, hingga aku hanya pasrah menikmati lumatan mulutnya.
Rasa geli menyelinap di bagian bawah tubuhku, menyebar ke sekujur tubuh. Aku mengerang menahan geli, hingga tanpa sadar kuangkat pantatku tinggi-tinggi. Ya, untuk pertama kalinya aku terangsang hebat, hingga begitu ingin dia segera masukkan kemaluannya di kemaluanku.
Akupun menariknya ke atas tubuhku, dan menempatkan kemaluanku tepat di ujung kemaluannya. Meski terasa tegang, perlahan kemaluannya benar-benar mulai masuk ke liang kemaluanku. “Bisa, mas… bisa…” pekikku lirih. Ada perasaan lega yang luar biasa saat kami benar-benar menyatukan jiwa dan raga untuk pertama kalinya.
Perasaanku teramat bahagia saat tubuhnya mengejang hebat sembari mendekap tubuhku sangat erat. Aku merasa sepenuhnya menjadi miliknya dan dia milikku. Akupun mendekapnya erat-erat, serasa tak ingin melepaskanya dari pelukanku untuk selamanya. 
Sesaat kemudian tubuhnya melemas. Dekapannya melemah dan diapun terkulai lemah di sampingku. Kuliah raut tegang terpancar di wajahnya. Dia kelihatan begitu damai, dan akupun merasa benar-benar menjadi istrinya. Sejenak kemudian kami kembali bercakap-cakap, mengenang saat-saat lucu sejak kami menikah. Dia bilang ingin melakukannya lagi, tetapi aku merasa melakukan sekali ini dengan perasaan yang tak bisa kugambarkan dengan kata-kata.
Dia tak henti menciumiku, merabaku, tetapi rasanya tak lagi seperti sebelum nya. Beberapa saat kemudian dia terus merabaku, menciumiku dan mengajakku melakukannya lagi, tetapi aku menolak. Aku merasa lemas sekali, dan belum sanggup melakukan sesering yang dia mau.