Rabu, 04 April 2012

TAK TAHAN MENJADI JABLAY

Saya wanita 41 tahun dengan 2 orang anak. Suami saya berumur 51 tahun. Terhitung sudah 7 tahun suamiku nyaris tidak pernah menyentuhku. Sebenarnya saya sebelumnya tidak terlalu menuntut soal hubungan seks. Saya bahkan tidak terlalu mempersoalkan urusan kehangatan di ranjang. Saya cukup bahagia dengan yang diberikan suami selama ini. Apalagi secara ekonomi kami cukup mapan, bahkan suami pernah menjadi anggota DPRD di daerah saya.  
Saya mulai merasa tidak nyaman justeru sejak suami mulai jarang mengajak berhubungan intim. Dia selalu menolak bila saya mengajak bercinta. Setiap kali saya mencoba membicarakan masalah ini, biasanya hanya berakhir dengan perdebatan. Dia selalu uring-uringan kalau saya tanya soal itu. Saya sempat curiga dia punya hubungan dengan perempuan lain, tetapi saya sama sekali tak bisa membuktikannya. Akhir-akhir ini dia lebih sibuk dengan pekerjaannya, dan jarang sekali menemani saya tidur, apalagi bercinta.
Saya merasa sangat gelisah. Hidup saya terasa sangat gersang dan penuh dahaga cinta. Saya merasa sangat rapuh, sehingga saat bertemu seseorang yang begitu perhatian di Facebook, saya tak tahan dan akhirnya "berselingkuh" walau hanya di dunia maya. Meski saya merasa sangat terbuai oleh lelaki itu, saya tidak mungkin melakukannya di dunia nyata. Belakangan saya sangat kecewa dengan lelaki itu, karena ketahuan dia hanya mengharapkan materi dari saya, bahkan sempat menipu saya beberapa juta rupiah.
Di lain waktu saya bertemu kakak kelas waktu kuliah yang terus terang saya idolakan waktu itu. Gayung bersambut, rupanya dia mengaku juga punya perasaan yang sama dengan saya. Akhirnya, kamipun "jadian" meski tidak pernah bertemu. Terus terang, saya sangat bahagia bisa menjalin "asmara terlarang" dengan dia, meski belum sekalipun pernah bertemu kembali.
Saya bahkan tak sabar ingin sekali ketemu. Apalagi dia juga mengeluh punya masalah yang hampir sama dengan saya. Sayangnya, lelaki idaman saya ini super sibuk. Saya sangat kecewa, karena beberapa kali gagal bertemu. Saya tidak sabar ingin memperlihatkan betapa saya menyayanginya. Saya ingin mencurahkan segala keluh kesah dan kasih sayang saya padanya walau hanya sekali, tapi rupanya dia bukan laki-laki yang bisa selalu ada untukku.
Saya mencoba berpuas diri dengan berbagi kabat melalui dunia maya. Rupanya, status, komentar dan catatan yang kami buat di dunia maya terbaca oleh teman dan saudara-saudara saya, sehingga banyak yang curiga. Akhirnya, saya menghapus akun saya di FB dan memutuskan pertemanan. Apalagi si dia semakin jarang OL.       
Di tengah kegalauan hati yang selalu mengganggu perasaan saya, suatu hari saya diajak teman suami saat masih aktif di partai untuk jalan-jalan ke luar kota. Sebelumnya kami memang sudah saling mengenal, dan semakin akrab setelah dia jadi teman curhat saya. Hampir seharian dia dengan sabar menemani saya keliling kota tanpa tujuan, sampai akhirnya dalam perjalanan pulang dia mengajak saya mampir ke karaoke.
Itu pertama kalinya saya menginjakkan kaki di tempat seperti itu. Di suasana yang begitu riang dan private itulah akhirnya saya melakukan hubungan yang tak seharusnya. Saya tidak bisa menolak kehangatan yang dia berikan di saat saya sangat-sangat dahaga akan kasih sayang. Di sisi lain, saya merasa berdosa. Saya merasa sangat bersalah pada suami yang baru saya sadari telah saya khianati.
Perselingkuhan itu memang begitu menghiburku dari deraan rasa sepi, tetapi beban batin dan rasa bersalah yang saya tanggung sama besarnya dengan kebahagiaan yang saya dapatkan. Saya tidak kuasa menolak setiap kesempatan yang datang, tetapi setelah beberapa kali terulang saya kuatir ini akan menghancurkan keluargaku dan keluarga si dia.
Saya benar-benar dalam dilema antara keinginan dan kebutuhan saya sendiri dan keutuhan keluarga saya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana nasib anak-anak bila keluarga kami pecah. Setelah merasakan kisah terlarang itu, saya baru menyadari betapa keutuhan keluarga adalah harta berharga yang harus saya jaga. Itulah sebabnya akhir-akhir ini saya mulai menjaga jarak dari si dia. Saya ingin sekali menghakhiri kisah terlarang ini sebelum suamiku tahu.