Sabtu, 27 Oktober 2012

NIKMATILAH TUBUH ISTRIKU, MAS ZAENAL 5

"Makan dulu" Ajak Tutik. Tanpa menjawab Zaenal langsung duduk di sisi Tutik. Dengan cekatan, wanita itupun mengambilkan nasi untuk Zaenal. "Segini cukup?" Tanya wanita itu. Zaenal hanya mengangguk dan mengambil lauk pauk sendiri.
"Badanku lemes banget nih, Tut. Rasanya ngantuk banget lagi" Celetuk Zaenal memecah suasana.  
"Makanya tidur sini aja" Sahut Tutik.
"Nggak enak sama Tutik, soalnya anakku agak panas badannya" Sahut Zaenal lagi.
"Memang kamu bisa bawa mobil?" Tanya Tutik.
"Ya, nanti istirahat kalau ngantuk" Kilah Zaenal.
"Nal..." Ucap Tutik lirih sembari memegangi tangan lelaki itu.
"Aku ingin kamu temeni" Lanjut Tutik merengek manja. Sejenak Zaenal hanya diam lalu menghela nafas.
"Aku pengennya juga gitu, Tut. Masalahnya, entar Tutik curiga lagi. Trus kalau suami kamu pulang kan nggak enak?" Kilah Zaenal.
"Aku bilang suamiku biar nggak pulang dulu kan bisa?" Rengek Tutik lagi 
"Tutik, Aku juga pengen banget bersamamu, bukan hanya malam ini, tapi selamanya" Ucap Zaenal lirih sembari memandang lembut ke wajah Tutik, hingga membuat wanita itu begitu terbuai suasana. 
"Aku ingin memilki kamu selamanya, bukan hanya hari ini" Lanjutnya.
"Aku bener-bener nggak bisa hidup tanpamu. Aku merasa kamu juga begitu. Hati kita benar-benar satu dan tak mungkin dipisahkan oleh apapun" Lanjutnya serius.
Tutik tertegun mendengarnya, dan hanya bisa diam memandangi wajah lembut mantan pacarnya itu. Sejenak wanita itu menghela nafas seakan hendak bicara, tapi tak tahu apa yang harus dia katakan.
"Bahkan terus terang, aku ingin menikahi kamu" Lanjut Zaenal serius. 
Kata-kata Zaenal terakhir itu menghentak perasaan Tutik begitu rupa. Wanita itu tak menyangka Zaenal berharap sejauh itu. Padahal sebelumnya mereka sepakat untuk memadu cinta sekedar melepaskan beban kerinduan yang selama ini terpendam tanpa harus mengakhiri rumah tangga masing-masing.
"Tut... Tutik" Zaenal membangunkan Tutik dari lamunannya,
"Oh... Iya, Nal" Sahut Tutik gelagapan.
"Kenapa? Kamu nggak mau?" Tanya Zaenal meyakinkan, yang membuat Tutik tak tahu harus berkata apa. 
"Emm.... Lalu istrimu bagaimana?" Tanya Tutik.
"Suamimu bilang, kalau kamu mau aku boleh memadu kamu" Jelas lelaki itu.
"Memaduk? Ih, enggak ah" Sergah Tutik.
"Terus gimana, dong" Rengek Zaenal.
"Hemmm... Aku maunya kamu jadi milikku saja. Aku nggak siap kalau dimadu" Gerutu Tutik.
"Terus, apa kita mau seperti ini terus? Kan nggak enak sama suami kamu?" Zaenal berusaha meyakinkan.
"Dia kan nggak masalah?" Kilah Tutik.
"Tut, bagaimanapun suamimu juga manusia. Dia punya perasaan. Kamu nggak mikir bagaimana perasaan dia sebenarnya?" 
"Coba bayangkan kalau kamu jadi dia. Padahal jadi istri kedua saja kamu nggak mau" Jelas Zaenal lagi.
Tutik hanya diam. Beberapa saat wanita itu benar-benar tak tahu harus bicara apa. "Pokoknya aku nggak bisa Nal kalau dimadu" Gerutu Tutik. 
"Masalahnya lagi, apa suami kamu bener-bener bisa terima kamu?" Tanya Zaenal yang kembali tak dijawab oleh Tutik.
"Memangnya kenapa?" Tiba-tiba Tutik balik bertanya.
"Kurasa dia sengaja melepas kamu. Dia nggak mau lagi sama kamu. Itu sebabnya dia biarkan kita  melakukan semua ini" Jelas Zaenal serius.
"Atau dia memang berharap kamu ijinkan dia melakukan hal yang sama?" Lanjut Zaenal. Tutik hanya terdiam dengan pikiran kosong.
"Enggak, dia nggak gitu" tiba-tiba Tutik bicara memecah kebekuan.
"Terus mau kamu gimana?" Tanya Zaenal.
"Aku nggak mau kehilangan kamu" Sahut Tutik cemberut sembari bergelayut manja di pundak laki-laki itu.
"Kamu mau lepas dari suamimu?" Sahut Zaenal bertanya, tetapi Tutik hanya menghela nafas melepas kebingungan hatinya.  
"Tut..." Zaenal menggoyang-goyangkan tubuh Tutik, tetapi wanita itu diam saja.
"Aku nggak mungkin pisah dari suamiku, Nal" Ucap Tutik lirih.
"Dia terlalu baik padaku meski dia tahu aku mencintaimu" Sambungnya.
"Terus akan berapa lama kita begini?" Tanya Zaenal heran.
"Selamanya" Sahut Tutik santai.
"Hah?" Zaenal terperangah.
"Pokoknya jangan pulang. Kamu milikku. Aku nggak mau kamu menyentuh istrimu" Rengek wanita itu.
"Ya nggak mungkinlah, Tut. Hubunganku dengan istri selama ini baik-baik saja" Sergah Zaenal heran.
"Pokoknya aku nggak rela" Rengek Tutik memaksa.
"Tut...., Kamu jangan egois gitu, dong"
"Aku nggak bisa, Nal. Aku nggak bisa biarkan kamu nyentuh wanita itu. Tapi aku tahu, bagaimana lagi?" Sahutnya.
"Udah. Pokoknya malam ini kamu jangan pulang dulu" Pinta Tutik lagi.
"Tut... Jangan gitu, dong. Anakku lagi sakit. Lain kali saja, ya?" Kilah Zaenal.
"Please..." Pinta Zaenal serius. Sejenak kemudian lelaki itu bangkit dari kursi makan, lalu bergegas mengambil kunci mobilnya.
"Nal...." Rengek Tutik sembari memeluk lelaki itu yang dibalas dengan pelukan dan kecupan mesra.
"Aku sayang kamu, Tut" Ucap lelaki itu dengan tatapan penuh sayang. 
Lelaki itu beranjak menuju mobilnya setelah kembali mengecup bibir wanita itu dalam-dalam. Tutik tak henti memandangi lelaki itu hingga mobilnya melaju di jalanan.
Tiba-tiba rasa kantuk yang sejak tadi teramat berat membebani mata Tutik kian tak tertahankan. "Papa pulang, dong" Wanita itu menelponku.
"Lho, kan ada Zaenal?" Tanya suaminya di seberang telepon.
"Dia pulang. Anaknya sakit" Sahut Tutik.
"Waduh, nggak ada yang kelonin, dong" Godaku.
"Hemm... Cepetan pulang, ya? Aku sendirian, nih" Rengeknya manja.
"Oke, oke" Jawabku. 
"Mungkin nyampe rumah sudah tengah malam" Sambungku sebelum mengakhiri telepon.
Setelah mengunci pintu, Tutik merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Bayang-bayang indah kebersamaannya dengan Zaenal hari ini terpendar dalam wajahnya yang pucat kelelahan dan membawanya tenggelam dalam tidur yang teramat lelap.

NIKMATILAH TUBUH ISTRIKU, MAS ZAENAL 4

Dalam keadaan tanpa busana Zaenal dan Tutik melangkah ke kamar mandi. "Aku duluan" Sergah Tutik saat membuka pintu kamar mandi.
"Bareng aja" Sahut Zaenal.
"Aku mau pipis dulu" Sergah Tutik sambil menahan pintu.
"Aku juga" Sahut Zaenal menggoda.
"Idih... Tapi nggaklah... Gantian aja" Sergah Tutik
"Aku ingin tahu segalanya tentang kamu" Bisik Zaenal sembari memaksa masuk. Dengan wajah keki Tutikpun membiarkan lelaki itu turut masuk ke kamar mandi.
"Mending kamu di luar. Aku mau pipis, sayang" rengek Tutik. Zaenal tak menjawab, hanya kecupan lembut dia daratkan ke bibir wanita itu. Tutikpun menyambut dengan penuh kepasrahan.
"Ayo dong pipis. Aku mau lihat" Pinta Zaenal.
"Idih.. Jorok banget" Sergah Tutik.
"Kapan lagi bisa lihat kamu pipis?" Rengek Zaenal memanja.
"Ih.. Kamu" Sergah Tutik sembali membalikkan badannya. 
"Kalau gitu biar aku yang pipis dulu" Ucap Zaenal seraya membuka penutup kloset. 
Sejenak kemudian air seni mengucur deras dari penis lelaki itu. Dengan tatapan ragu, Tutik melirik penis coklat yang besar dan panjang itu mengucurkan air seni begitu banyak. Hati wanita itu berdebar melihat penis mantan pacarnya yang begitu menggoda hasrat kewanitaannya. 
Saat Zaenal terlihat akan selesai pipis, wanita itu bergegas menyalakan shower untuk membasahi tubuhnya. Setelah menyiram closet Zaenal segera menyusul wanita itu berguyur di bawah shower. Senyum geli mengembang di wajah wanita itu saat tubuh Zaenal menyentuh kulitnya. Rona bahagia terpancar di wajahnya yang basah saat Abied memeluknya dari belakang.
Tubuh wanita itu menggeliat geli saat penis Zaenal menyentuh sela-sela pantatnya yang indah sedang tangannya merayapi pinggangnya dan secara perlahan menyusuri perutnya, lalu meremas lembut buag dadanya. Semmbari menggeliat kegelian jangan Tutik bergerilya di belakang pantatnya, meraih penis Zaenal yang terasa licin oleh sisa sperma bercampur air.
Beberapa saat kemudian Tutik membalikkan badannya, merekatkan payudaranya ke dada lelaki itu. Di bawah guyuran showe keduanya sejoli itu kembali larut dalam pelukan sembari saling melumat bibir dengan penuh kemesraan. Mereka begitu larut dalam kesyahduan cumbuan yang begitu membuat, beberapa saat kemudian penis Zaenal terlihat mulai menegang lemah, dan perlahan membesar.
Tutik sedikit terhenyak saat ujung penis itu menekan permukaan vaginanya. "Ah... " sergah wanita itu sembari tersenyum saat lumatan bibirnya terlepas dari bibir Zaenal. Buru-buru Zaenal melumat kembali bibir mungil itu sembari menggerakkan pinggulnya. Lelaki itu berusaha kembali menyusupkan ujung penisnya di sela vagina yang basah oleh guyuran shower.
Beberapa kali menggerakkan pinggulnya, ujung penis Zaenal gagal senyusup ke liang vagina. Zaenal terus berusaha menekan lebih keras, tetapi penisnya hanya menyentuh permukaan vagina yang tercukur halus itu. Menyadari keinginan Zaenal, Tutikpun membukakan melonggarkan selangkangannya, hingga perlahan penis itu mulai menyentuh klitoris dan bibir dalam vagina, dan kesulitan masuk lebih dalam.
Beberapa saat Tutik membiarkan penis Zaenal menggesek liang vaginanya, meninkmati gesekan penis yang terasa hangat di tengah sejuknya guyuran shower. Melihat Zaenal begitu penasaran, Tutikpun mengangkat kaki kanannya dan menginjakkannya ke atas closet duduk warna ungu di kamar mandi itu.
Bless... Akhirnya penis itu secara perlahan menembus liang vagina wanita yang masih terasa sempit meski pernah melahirkan empat anak itu. "Emh..." Tutik meleguh saat tusukan penis menembus liang di vaginanya. Zaenalpun merasakan kenikmatan yang sama dan secara perlahan menggerak-gerakkannya keluar-masuk liang vagina Tutik.
Saat hasrat kian meninggi, Zaenal mulai semakin cepat menggerak-gerakkan penisnya keluar-masuk vagina Tutik, hingga membawa keduanya dalam kenikmatan yang sensasional, nikmat bersenggama di bawah guyuran shower. Hanya tak berapa lama, Zaenal merasa kelelahan dan penisnya tak juga menyemburkan sperma.
"Sambil duduk yuk" Pinta Zaenal lirih sembari melepas penisnya dari liang senggama. Tutik hanya menurut, sembari mematikan shower. Wanita itu mengangkang di atas paha Zaenal yang dusuk dia atas closet. Dengan hati-hati, wanita itu memasukkan penis Zaenal ke vaginanya lalu memeluk lelaki itu erat-erat.
Sejenak mereka kembali berciuman yang teramat dalam, sedang Tutik mulai menggerak-gerakkan pinggulnya perlahan. Wanita itu menggerakkan pinggulnya kian cepat saat bibirnya terlepas dari bibir Zaenal. Lelah dengan gerakan maju-mundur, wanita itu mencoba menggerakkan pinggulnya ke atas-ke bawah, tapi tak berapa lama wanita itu merasa tak nyaman dan lelah, sehingga kembali ke gerakan semula.
Mungkin karena bersetubuh seharian, merekapun kelelahan, dan berhenti sejenak sambil berpandangan. "Kamu bahagia nggak, Tut?"
"Hem.. emh" Jawab Tutik sembari mengangguk.
"Gumana kalau kita coba di dalam bak mandi?" Sambung Tutik menawarkan.
"Boleh" Sahut Zaenal senang. Lelaki itupun naik ke atas bibir bak mandi dan perlahan menyeburkan diri ke dalamnya. Air bak mandi yang penuh itupun tumpah keluar. Dengan berpijak pada closet, Tutik mencoba naik ke bibir bak mandi menyambut uluran tangan Zaenal yang membantunya masuk ke dalam air.
Air bak mandi kembali tumpah ruah ke lantai setelah Tutik menceburkan diri ke dalamnya. Air kembali deras meluber saat kedua sejoli itu membenamkan tubuhnya ke dalam air. Wajah Tutik berburai senyum saat Zaenal mendekapnya dari belakang. Senyum wanita itu kian melebar saat jemari lelaki itu meremas payudaranya dengan lembut. Tutik menggelinjang saat jemari Zaenal mulai memilin puting susunya yang menegang.
Beberapa lama mereka begitu asyik menikmati nikmatnya sentuhan kulit tubuhnya di dalam air. Penis Zaenal yang sedari tadi menegang sesekali menghentak sela-sela pantat Tutik yang mulai terasa dingin. Wanita itu menggeliat lembut saat Zaenal menciumi tengkuhnya yang putih.
Sesaat kemudian Zaenal dan Tutik terdiam menikmati buaian asmara dalam air bak mandi yang dingin. Mereka biarkan perasaan mereka menyatu dalam indahnya dekapan. Beban kerinduan yang sekian lama tertahan seakan mulai menemukan kedamaian, sejernih air yang menyatukan mereka senja ini.
Saat tubuh terasa mulai dingin, Tutik bangkit dan membalikkan tubuhnya. Wanita itu mulai mengangkangkan kakinya di atas tubuh zaenal, dan dengan meraba-raba jemarinya memegang erat penis Zaenal. Perlahan sejoli itu berusaha menyatukan raganya dalam balutan air yang tak lagi terasa terlalu dingin.
Tak seperti yang mereka bayangkan, ternyata vagina Tutik terasa kesat karena cairan pelumas vaginanya larut oleh air bak mandi. Setelah usaha-demi usaha yang mereka lakukan, akhirnya penis Zaenal masuk sedikit demi sedikit ke dalam vagina yang di dalamnya terasa hangat dan nikmat. "Emmm... mmh" Keduanya meleguh mendesah oleh nikmatnya bersenggama di dalam air.
Rona bahagia terpancar jelas di wajah kedua insan yang mulai tampak sayu. Sesaat mereka kembali saling berpandangan penuh makna, seakan menyatakan beribu kata cinta yang tak mungkin terucap. Hanya senyum bahagia yang terlukiskan di wajah mereka yang basah. Hanya kecupan lembut dan kuluman penuh rasa yang mereka padukan mewakili berjuta rasa.
Meski sedikit sulit, mereka berusaha menggerakkan pinggulnya, memacu hasrat yang telah menyatu. Zaenal dan Tutik bercinta sembari berenang, serasa di samudera cinta yang tak bertepi. "Sudah dulu, Nal. Sakit" Ucap Tutik tiba-tiba sembari berdiri melepaskan penis Zaenal dari jepitan vaginanya.
"Benernya enak banget, Tut" Rengek Zaenak sembari menarik tangan Tutik.
"Tapi sakit" Keluh Tutik.
"Emang biasanya gimana?" Tanya Zaenal sembari memeluk tubuh Tutik di dalam air.
"Biasanya... Ih kamu ngomong apa, sih" Sergah isriku yang enggan menjawab.
"Aku baru kali ini kaya gini" Sahut Zaenal.
"Masa?"
"Iya. Berarti pengalaman kamu luar biasa, ya?" Goda Zaenal.
"Idih... Ngomong apaan, sih?" Sergah Tutik dan Zaenal hanya diam saja.
 "Suamiku memang jago banget main ginian"
"Kalah dong aku?"
"Cek. Enggak juga. Dia memang pinter banget soal ginian. Itu sebabnya, dia bisa mengalihkan perasaanku dari kamu"
"Kok akhirnya....?" Tanya Zaenal terputus, tetapi Tutik paham maksudnya.
"Emmm.... Dia nggak nyaman karena diam-diam aku masih suka kamu. Aku nggak bisa lupakan kamu, Nal"
"Aku juga, Tut. Kamu beruntung punya suami yang begitu ngerti. Kalau aku, rasanya nggak mungkin biarkan Tutik disentuh orang" Terang Zaenal.
"Atau jangan-jangan dia memang nggak cinta kamu?" Sambung Zaenal.
"Entahlah. Dia bilang, inilah cara dia menunjukkan cintanya"
"Gila banget, ya? Kadang aku ragu, apakah dia beneran atau... " Sahut Zaenal.
"Enggak, kok. Dia itu beda banget dari kebanyakan orang" Jelas Tutik.
"Udahlah... dingin banget" Sergah Tutik mengakhiri pembicaraan.
"Aduh... Masih pengen lama-lama, nih" Rengek Zaenal menahan tangan Tutik.
"Tapi dingin banget. Lagian, penis kamu sudah lemas, tuh" Sahut Tutik. Zaenalpun bangkit dan membimbing Tutik keluar bak mandi.
Saat Tutik menggosok rambutnya dengan sampo, lelaki itu menyabun tubuh Tutik. Dia memanfaatkan kesempatan meraba-raba tubuh indah Tutik dengan air sabun yang licin. Tutik sempat kegelian, saat jemari lelaki itu menyentuh payudara, perut, dan pantatnya. Wanita itu menyergah saat jemari lelaki itu mulai meraba vaginanya.
Setelah mengguyur sekujur tubuhnya dengan air shower, wanita itu gantian menyabun tubuh Zaenal. Jemari lentiknya menyusuri setiap lekuk tubuh lelaki itu. Zaenal mengerang keenakan saat jemari Tutik mengocok penisnya dengan air sabun, hingga penis itu perlahan menegang kembali.
Zaenal menarik tubuh wanita itu ke hadapannya saat penisnya menegang lebih keras. Lelaki itu berusaha memasukkan lagi penisnya ke vagina Tutik, tetapi ereksinya terlalu lemah. Akhirnya merekapun hanya berpelukan sembari tersenyum penuh arti.
Setelah mengguyur kembali tubuhnya, Tutik keluar kamar mandi sambil berbalut handuk. Dia sudah berganti pakaian saat Zaenak keluar kamar mandi. Saat rabutnya masih basah, Tutik pergi ke dapur menyiapkan makanan. Makanan sudah tersaji rapi di atas meja makan saat Zaenal muncul dan mendaratkan kecupan.    


Rabu, 24 Oktober 2012

NIKMATILAH TUBUH ISTRIKU, MAS ZAENAL 3

Zaenal dan Tutik kembali saling berpelukan erat sesaat setelah mereka bangkit dari tempat tidur. Lelaki itu tak mampu menahan hasratnya melihat tubuh mulus Tutik yang hendak memakai pakaian. Baju yang hendak mereka pakaipun kembali terjatuh di lantai. 
Tubuh mereka bergoyang-goyang karena begitu eratnya pelukan. Kedua insan itu seakan belum rela mengakhiri percintaannya yang begitu membara hari ini. Kerinduan mereka untuk memadu kasih sepertinya belum sepenuhnya terpuaskan. 
Beberapa kali mereka saling bertatapan mata penuh arti saat mengendurkan pelukan, lalu kembali berpelukan erat dan kian arat. Pertemuan hari serasa belum cukup untuk melepaskan kerinduan yang selama ini terpendam. Hasrat cinta bahkan kian merebak mengikat batin kedua insan tanpa ingin mengakhirinya kembali.
"Aku ingin selamanya bersamamu, Tut" Ucap Zaenal lirih saat mereka kembali bertatapan mata.
"Aku juga, Nal" Sahut Tutik syahdu, yang disusul kecupan lembut di bibir wanita itu.
"Berat rasanya harus mengakhiri semua ini" Sambung Tutik saat mereka kembali saling berpelukan.
"Aku juga" Sahut Zaenal lirih, dan seketika Segulir air mata tampak merembes dari pelupuk mata keduanya.
"Aku ingin selamanya bersamamu" Bisik Tutik sendu.
"Aku juga. Aku benar-benar damai bersamamu" Bisik Zaenal.
Perlahan kelamin lelaki itu kembali menegang menyentuh vagina Tutik. "Kok tenang lagi?" Bisik Tutik nakal. 
"Kamu terlalu menggoda" Bisik Zaenal menimpali.
"O ya?" Sahut Tutik sembari melonggarkan selangkangannya. Zaenalpun menekan-nekan pinggulnya hingga ujung penisnya menyusup di sela vagina Tutik. Dengan menggerakkan pinggul perlahan, ujung penis Zaenal menggesek-gesek sela vagina Tutik yang ternyata juga kembali basah. 
Seperti halnya Zaenal, gairah wanita itu ternyata juga kembali menghangat menyambut hasrat mantan kekasihnya yang kembali dalam pelukan. Setelah beberapa saat ujung penis itu hanya mengusik sela vaginanya, Tutik mengangkat kaki kirinya berpijak pada bibir tempat tidur, hingga penis Zaenal mudah menyusup ke dalam liang senggamanya.
Zaenal kian leluasa menggerakkan penisnya keluar masuk liang vagina dan kembali membawa kedua insan yang saling mencintai itu kembali larut dalam kenikmatan. Mereka saling menatap sendu. Mereka kembali larut dalam paduan hasrat yang begitu dalam. 
"Nal...." Leguh Tutik beberapa kali. Zaenal hanya menatap dan menggerakkan pinggulnya maju-mundur memacu hasrat Tutik yang kian hanyut dalam rangsangan kenikmatan. 
"Nal... Oh..." Leguh Tutik kian keras saat rasa nikmat kian memuncak. Seakan tahu yang Tutik mau, Zaenalpun kian cepat menggerakkan penisnya di dalam vagina Tutik. 
"Nal... Nal... Zaenal... Nal... Zaenal... Nal... Sayang...." Pekik Tutik kian meninggi dan tubuh keduanyapun mengejang hebat. "Tut.... Uh.... Hem... Uh..." Zaenalpun meleguh panjang saat spermanya kembali memamcar deras ke rahim Tutik. 
"Hem......" Beberapa saat mereka mengerang sambil berpelukan erat. Tubuh mereka terhuyung-huyung lemas, kemudian rebah bersama di atas tempat tidur. Beberapa kali mereka mengeratkan pelukan yang tak pernah mereka lepaskan.
Mereka baru kembali kendurkan pelukan saat panasnya hasrat mulai mengendur, dan “Emh... “ Mereka meleguh serempak saat penis Zaenal yang mulai melepas terlepas dari vagina Tutik.
Tangan Tutik tak henti mengelus tubuh Zaenal. Begitupun Zaenal tak bosan mengelus, membelai, menjelajahi sekujur tubuh Tutik, menyusuri wajah cantiknya dan sesekali diikuti kecupan demi kecupan.
“Kamu hebat sekali, Nal” Bisik Tutik sendu.
“Masa sih?” Sahut Zaenal penuh perhatian.
“Tiga kali berturut-turut. Aku nggak pernah sebanyak ini” Sahut Tutik.
“Aku juga nggak pernah segairah ini” Sahut Zaenal lagi.
“Biasanya aku cuma sekali lalu tertidur bersama” Sambung Tutik.
“Aku juga biasanya gitu” Zaenal menimpali.
“Aku belum pernah sepuas ini, sayang”  Sambung Zaenal lagi yang disambut Tutik dengan pelukan lalu kecupan lembut di bibir lelaki itu.
Beberapa saat mereka saling berbagi cerita soal pengalaman mereka bercinta dengan pasangan masing-masing. Sesekali mereka tersenyum geli dan saling tertawa lirin saat hal-hal lucu terlontar dari celoteh mereka berdua.
Jiwa kedua sejoli itu begitu bahagia menemukan kembali kenyamanan batin yang selama ini hanya impian belaka. 
"Sudah sore. Kita mandi dulu, yuk" Ajak Tutik memanja. Setelah kembali beradu kecupan, Tutikpun beranjak bangkit meraih pakaiannya di lantai, tetapi Zaenal segera menarik pakaian itu. 
"Idih... gimana, sih? Mau mandi, nih..." Sergah Tutik manja. Tanpa menjawab, Zaenal  langsung memeluknya dari belakang. Mengelus perutnya, dadanya, menciumi tengkuknya. 
"Idih... Bau" Sergah Tutik saat jemari lelaki itu mencoba meraba vaginanya.
"Kita mandi bersama aja" Bisik Zaenal disambut senyum Tutik yang terkembang. 
Dengan tubuh bugil, Tutik membimbing lelaki itu ke kamar mandi.   





Selasa, 23 Oktober 2012

8 HAL YANG MEMBUAT CEWEK MUDAH DIAJAK BERCINTA

Dalam berpacaran, kebanyakan cewek lebih berharap memiliki jalinan batin yang kuat dari kekasihnya, berupa perasaan dicintai, disayangi, atau merasa dibutuhkan. Ini sedikit berbeda dari kecenderungan cowok kebanyakan. Sealim apapun, cowok biasanya juga menginginkan hubungan yang bersifat fisik, mulai dari sekedar ciuman, pegangan, pelukan hingga yang lebih jauh saat masa pacaran.
Pada kebanyakan kasus, cowoklah yang menjadi pihak yang "mengajak" cewek melakukan hubungan fisik, tetapi sebagian cewek tidak mudah "menyerah" pada ajakan sang cowok. Sebagian cewek menahan diri dari "melayani" kemauan cowok karena masih malu, segan, takut, atau kuatir tak bisa mengendalikan diri, dan sebagian lagi "bertahan" karena bertentangan dengan prinsip agama dan tradisi yang mewarnai kepribadiannya. 
Saat ini hampir tidak ada pacaran yang tidak melibatkan hubungan fisik, meski sekedar peluk cium. Cowok selalu punya beribu cara agar sang cewek mau memenuhi keinginannya. Cowok biasanya memanfaatkan berbagai cara sehingga cewek setegar apapun sering kali tak bisa menolak ajakan cowok, bahkan dengan suka hati "menyerahkan diri". Situasi yang membuat biasanya membuat cewek "menyerah" pada cowok di antaranya:
1.  Terbuai
Ini adalah saat termudah bagi seorang cewek untuk "menyerahkan diri" pada ajakan cowok. Seseorang biasanya kehilangan sebagian kendali atas akal sehatnya saat mengalami perasaan jatuh cinta yang membuai. Apapun akan disikapi cewek dengan sikap boleh dan boleh akibat buaian perasaan cintanya. Kesadaran cewek pada "bahaya" hilang karena sentuhan fisik secara kodrati membuat cewek merasa dibutuhkan.
2.  Mantap dengan Pilihannya
Cewek biasanya membuka kesempatan hubungan fisik dengan cowok saat dia merasa yakin atas pilihannya. Cewek secara mental terbuka untuk melakukan hubungan fisik ketika merasa menemukan pasangan yang paling tepat dalam hidupnya. Dalam situasi ini, hubungan fisik hanya soal waktu dan kesempatan saja, atau tergantung kapan cowok akan memulai. 
3.  Merasa Bersalah
Cewek tidak jarang menjadikan dirinya sebagai "penebus" rasa bersalah pada kekasihnya. Cewek seangkuh atau sealim apapun biasanya akan berusaha melakukan berbagai cara agar kekasihnya memaafkan kesalahannya, meski kadang dengan mentolerir hal-hal yang sebelumnya dia pertahankan. 
4.  Iba
Mungkin saja seorang cewek tidak berfikir melakukan hubungan fisik saat pacaran, tetapi "permainan perasaan" sang cowok kadang membuat cewek merasa iba pada kekasihnya. Seperti seorang yang tak tahan mental berhadapan dengan pengemis yang merengek-rengek minta belas kasihan, cewek biasanya "menyerah" pada keinginan cowok saat tak mampu lagi meredam perasaan ibanya.  
5.  Sedih
Ini juga merupakan saat yang paling mudah membuat cewek jatuh dalam pelukan sang cowok. Cewek yang tengah sedih atau menghadapi masalah berat biasanya tidak menolak pelukan dan belaian kekasih. Sentuhan menjadi cara untuk membuat cewek merasa lebih tenang bila mendapat belaian dan pelukan dari seseorang untuk menenangkannya. Pada awalnya belaian dan pelukan itu mungkin bukan karena dorongan birahi, tetapi kesempatan pertama akan membuka kesempatan yang lain.
6.  Takut Kehilangan
Sebagaimana ungkapan umum, lelaki mengikat wanita dengan cintanya, sedang wanita cenderung mengikat lelaki dengan tubuhnya. Cewek biasanya merelakan tubuhnya, baik sekedar peluk cium atau lebih jauh dalam rangka mengikat cowok agar tidak meninggalkannya.
7.  Marah
Mungkin kedengarannya aneh, bila cewek justeru "menyerah" pada cowok saat marah. Faktanya cewek biasa kehilangan kontrol dirinya saat dia benar-benar sedang marah atau kecewa pada kekasihnya. Semakin marah, semakin menurun pula kendali dirinya. Saat-saat seperti itulah cewek membutuhkan seseorang untuk menenangkan amarahnya. Seperti halnya saat sedih, sentuhan fisik menjadi obat penenangnya.
8.  Terangsang Film Romantis
Menonton film romantis bersama kekasih membuat cewek mudah terbawa suasana. Suasana romantis akan membuat cewek terbuka dan sulit menolak ajakan-ajakan nakal sang cowok. Alam pikiran cewek yang mulai dipenuhi pikiran-pikiran romantis akan membuka kesempatan terjadinya percintaan demi percintaan.