Jumat, 28 Januari 2011

5 TIPE HUBUNGAN SUAMI-ISTRI

Dalam pernikahan selalu ada suami dan istri, tetapi bagaimana pola hubungan suami-istri yang terbentuk ditentukan oleh konsep keluarga yang terbangun pasca pernikahan, baik dengan disadari atau tanpa disadari. Ada beberapa tipe relasi suami-istri dalam keluarga. Masing-masing terbentuk oleh kesepakatan bersama secara terbuka, kesepakatan diam-diam, maupun berlangsung dan diterima begitu saja. Tipe-tipe tersebut di antaranya:
1.  ATASAN-BAWAHAN
Tipe ini biasa berlangsung dalam keluarga yang mewarisi budaya feodal. Pada  umumnya suami menjadi tokoh utama dalam keluarga. Suami adalah orang yang harus dihormati dan dilayani sedemikian rupa oleh istri. Suami memiliki kedudukan yang relatif tinggi di hadapan istri, sementara istri terikat oleh serangkaian norma yang harus dipenuhi dalam kedudukannya sebagai pelayan suami. Keluarga semacam ini biasanya mampu mempertahankan harmoninya, karena kebutuhan menjaga status sosial suami dan nama baik keluarga di masyarakat. 
2. DOMINATIF-DESPOTIK
Tipe ini kadang masih bertahan di masyarakat modern. Salah satu pasangan, kadang suami, dan kadang istri terlalu dominan dalam keluarga. Dia yang menentukan segalanya dalam keluarga. Sementara itu, pihak suami atau istri yang dikuasai hanya menjadi pelengkap penderita atas kekuasaan berlebihan salah satu pihak. 
Ini biasa terjadi pada pasangan yang tidak mampu menjalin kebersamaan, di antaranya akibat salah satu pihak merasa lebih mampu mencari nafkah dan mengatasi semua masalah di atas yang lain. Dalam keluarga semacam ini sering kali diwarnai kekerasan verbal maupun fisik yang dilakukan oleh pihak penguasa terhadap pihak yang dikuasai. Pihak yang lain terlalu lemah untuk mengimbangi sikap keras pihak lain, dan tidak berdaya untuk keluar dari "penindasan" pasangan. 
3. HERARKHI SEMU
Tipe ini terbangun oleh sikap merendah salah satu pihak, biasanya istri, terhadap pasangannya. Sebenarnya pasangan tidak meminta hal itu, tetapi pihak yang lain merasa lebih nyaman memposisikan diri di bawah yang lain. Dalam keluarga semacam ini terbangun herarkhi dalam hal sikap dan perilaku yang sebenarnya tidak mengikat dan menjadi keharusan. 
Tipe ini biasanya menjadi tipe ideal bagi mereka yang mencoba menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi tertentu, baik yang didasarkan atas agama atau budaya tertentu. Sekalipun ada pihak yang memposisikan diri sebagai pelayan setia bagi yang lain, tetapi tidak menimbulkan rasa dikuasai atau tertindas satu pihak atas pihak yang lain.
4. SAHABAT-SEJAWAT
Tipe ini umumnya terbangun pada pasangan yang terdidik secara modern. Pernikahan seakan hanya menjadi legalitas persahabatan dua orang. Tidak ada yang dikuasai, tidak ada pula yang menguasai. Masing-masing memposisikan diri setara dan saling melengkapi. 
Kedudukan suami sebagai kepala keluarga hanya formalitas administratif saja, sementara peran dalam pengelolaan keluarga dilakukan secara bersama-sama. Tipe hubungan suami-istri semacam inilah yang biasanya penuh eksplorasi, tetapi dalam situasi tertentu juga rentan terhadap pertengkaran.
5. ISTANA TAK BERTUAN
Selain beberapa tipe di atas, ada pula tipe hubungan suami-istri yang seakan rumah tangga tak bertuan. Tipe ini mirip dengan tipe sahabat-sejawat, tetapi relatif kurang komunikasi. Masing-masing pihak berjalan sendiri-sendiri, bahkan kadang memisah-misahkan hak milik, tetapi tetap utuh sebagai pasangan suami-istri hingga akhir hayat.
Tipe manakah Anda dan pasangan Anda?

4 KUNCI KELUARGA BAHAGIA

Membangun keluarga bahagia memerlukan beberapa prasyarat. Kekurangan dari beberapa prasyarat tersebut potensial menjadikan keluarga tidak cukup bahagia. Di antara prasyarat utama keluarga bahagia adalah:
1.  Cinta Kasih
Cinta kasih merupakan dasar pertama dalam membangun rumah tangga. Cinta kasih berarti ada rasa ketertarikan, kebutuhan, dan minimal keterikatan batin antar pasangan. Keterikatan tersebut merupakan modal bagi pasangan suami-istri dalam membangun mahligai rumah tangganya. Sulit dibayangkan bagaimana rasanya menikah tanpa keterikatan batin antar suami-istri, sebab ikatan batin itulah yang menentukan arah dan tujuan rumah tangga. Ikatan batin menjadikan masing-masing pihak terikat pada satu komitmen, rasa memiliki dan rasa tanggung jawab untuk menjaga, mensejahterakan dan saling membahagiakan. Keberhasilan menjaga cinta kasih merupakan prasyarat bagi setiap pasangan yang berminat melanggengkan kebahagiaan rumah tangga.
2.  Seks
Pada pasangan normal, seks merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam pernikahan. Seks pula yang merupakan alasan pasangan menjalin hubungan dan menikah. Kebutuhan terhadap seks tidak ubahnya dengan kebutuhan pokok lain, terutama makan dan minum. Seks adalah salah satu menu wajib pernikahan. 
Lebih dari kebutuhan makan dan minum, seks merupakan komunikasi lahir dan batin paling intim antara suami-istri. Tanpa seks, maka pernikahan akan berlangsung layaknya sandiwara yang menyedihkan. Bahkan kurang harmonisnya kehidupan seksual sering kali menjadi pemicu dan tanda-tanda retaknya keluarga. Menjaga kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan merupakan keharusan bagi pasangan yang bermaksud membangun jalinan kehidupan rumah tangga yang tenang dan bahagia.
3.  Ekonomi
Seperti halnya kendaraan bermotor, ekonomi keluarga merupakan bahan bakar bahtera rumah tangga. Tanpa bahan bakar yang memadai, maka laju kehidupan rumah tangga akan banyak terganggu. Bahtera rumah tangga akan mudah terguncang dan terombang-ambing oleh berbagai kebutuhan yang melahirkan serangkaian tekanan hidup. Bahkan seringkali tidak tersedianya bahan bakar yang memadai menjadikan rumah tangga tak mampu dilanjutkan ke pantai kebahagiaan.   
4. Komunikasi 
Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa, dua rasa, dua keinginan, dan dua harapan. Sebagai manusia yang berfikir dan berkepribadian perbedaan tidak mungkin dihindari dalam sebuah mahligai perkawinan. Komunikasi merupakan jembatan yang menyatukan pasangan hingga sama-sama mengarahkan bahtera rumah tangga pada satu jalur. Melalui komunikasilah masing-masing dapat saling memahami perasaan, ide dan kehendak masing-masing, untuk kemudian menemukan satu kesimpulan yang disepakati bersama.  

KENANGAN ML DENGAN TUTIK 1

Antara tahun 96-99 merupakan masa-masa terindahku bersama Tutik, cewek langsing, berkulit putih nan polos teman KKN-ku. Aku sudah tertarik padanya sejak semester II waktu sama-sama ikut kegiatan paduan suara di kampus, tapi baru beruntung saat bisa dekat dengannya saat KKN.
Sebenarnya dia kakak kelasku, dan usianya 1,9 tahun lebih tua dariku, tetapi karena tubuh dan wajahnya yang imut, tak terlalu terlihat kalau aku lebih muda darinya. Saat KKN itupun sebenarnya aku sudah punya cewek anak Lampung, tapi karena ada Tutik perlahan aku cewekku pelan-pelan.
Sambil berusaha dekati Tutik, aku mengaku kalau ditinggal cewekku menikah, dan syukurlah Tutik dan teman-temannya percaya. Dengan pendekatan perlahan, akhirnya cintaku tak bertepuk sebelah tangan. Meski tanpa jawaban yang jelas, tanpa komitmen yang pasti, Tutik ternyata juga suka padaku. Padahal dia sebenarnya sudah dijodohkan dengan Samsul, seniorku di kampus. Tak berapa lama setelah kami jadian meski diam-diam, dia kuperkenalkan pada ortuku. Tak berapa lama kemudian aku juga diperkenalkan dengan orang tuanya.
Aku sempat shock, saat beberapa saat kemudian kabar menyedihkan menghancurkan impianku. Ortu Tutik tidak setuju karena aku anak pertama dan dia anak ketiga. Kami sangat sedih mengetahui sikap orang tuanya, tetapi seketika kami berjanji tak akan menyerah.
Penolakan ortu Tutik justeru kian mendekatkan kami hingga semakin intim. Kami sepakat melakukan apa saja untuk mewujudkan mimpi kami. Tekad itu pulalah yang membuatku berkesempatan menikmati ciuman gadis lugu untuk pertama kalinya.
Sebenarnya aku tahu Tutik tak suka melakukan itu. Kepribadiannya yang agamis membuat dia jauh dari hal-hal seperti itu, tapi karena beratnya masalah yang kami hadapi, dia tak tega melihatku menderita.
Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun, tapi semua usaha kami sia-sia. Hubungan kami terasa kian intim, tapi jurang di antara kami kian dalam untuk dilalui. Orang tua Tutik benar-benar kukuh dengan pendiriannya meski kakak, saudara, dan banyak orang mencoba bicara.
Kami sempat berniat kawin lari, tapi Tutik kelihatan masih ragu. Saat melihatku sangat tertekan, Tutik selalu menghiburkan dengan belaian, kecupan, dan pelukan yang penuh kasih sayang. Meski semula dia selalu menolak saat aku singkap bajunya, akhirnya diapun tak menolak saat jemariku kian sering menyusup di balik bajunya.
Suatu siang di rumah Kacong teman karibku, seperti biasa kami bercengkerama sambil membahas masalah yang kami hadapi berdua. Tak ada solusi yang kami dapatkan selain kemesraan yang sedikit menghibur kehampaan harapan.
Tiba-tiba saja hujan turun sangat deras, sementara di rumah itu hanya ada kami berdua. Tanpa terasa aku sudah melepas hampir seluruh busana Tutik dari tubuhnya. Bahkan kancing BH sudah aku lepaskan, tanpa sedikitpun perlawanan, lalu kami bergumul dalam buai kemesraan.
Tutik selalu menyergah saat celana dalamnya beberapa kali kucoba lepaskan. Aku sendiri ragu untuk melakukan. Meski panasnya hasrat serasa tak mampu kami tahan, aku tetap tak berani memaksa melepaskannya.
Aku hanya menindih wanita bertubuh langsing dan berkulit putih mulis itu sambil tak henti mencumbuinya. Aku hanya berani jepitkan kemaluanku di sela pahanya yang ramping selama kami larut dalam cumbu rayu. Beberapa saat kemudian kutekan-tekankan kemaluanku di atas celana dalamnya hingga hasratku benar-benar memuncak tak tertahankan. Spermaku menyembur deras tumpah ruah membasahi celana dalam putihnya yang tipis.
Ada perasaan takut dia akan hamil karenanya begitu banyaknya sperma yang membanjiri are kemaluannya, tapi aku sudah siap andai kata itu terjadi. Ada perasaan lega saat beberapa hari kemudian Tutik bilang menstruasi, sebab artinya kekhawatiran kami itu tak terjadi.    

Sabtu, 22 Januari 2011

8 TANDA PASANGAN BAHAGIA

Setiap pasangan pasti berharap menjadi pasangan bahagia. Meski demikian, tidak semua pasangan dapat menggambarkan secara jelas seperti apa bentuk kebahagiaan itu. Definisi pasangan bahagia tentu berbeda-beda bagi setiap orang. Apalagi kebahagiaan bersifat batiniyah dan hanya pasangan itu sendiri yang tahu dan merasakannya. 
Meski demikian, ada beberapa tanda umum yang dapat digunakan untuk menilai menilai apakah Anda termasuk pasangan bahagia atau tidak. Di antara tanda tersebut adalah:
1.  Ketenangan Batin
Hal pertama dan paling mendasar yang menjadi tanda bahwa sebuah pasangan termasuk bahagia atau tidak adalah tercapai tidaknya ketenangan batin, yang dalam  Islam diungkapkan dengann litaskunuu ilaiha. Pasangan merasa tenang karena masing-masing terpenuhi kebutuhan batinnya berupa perasaan dicintai, dibutuhkan, memiliki tempat menyandarkan hidupnya, dan dapat menyalurkan hasrat batin pada pasangannya sesuai yang dia butuhkan. 
2.  Ada tidak yang dikeluhkan dari pasangan
Pasangan bahagia ditandai dengan kepuasan terhadap pasangan yang dipilih, bahkan bila perlu disertai dengan perasaan beruntung, bangga, dan tak pernah terbersit untuk membandingkan dengan orang lain. Tidak ada masalah apapun yang perlu dipersoalkan pada pasangannya, terutama berkenaan kepribadian dan pola dengan relasi antara keduanya.
3.  Saling Memahami, Mendukung dan Berempati.
Pasangan bahagia menempatkan diri sebagai tim yang solid. Pasangan menempatkan diri sebagai orang yang paling berpihak pada pasangannya, selalu mendukung, dan berempati bahkan tidak peduli pasangannya benar atau salah. Pasangan hidup sebagai belahan jiwa, soulmate bagi yang lain. Mereka satu rasa dan saling merasakan suka dan duka bersama. 
4.  Saling Terbuka, Tergantung dan Merasa Dekat
Pada pasangan bahagia, masing-masing menempatkan diri sebagai pihak yang paling tahu, mengenal dan paling dekat dengan pasangannya. Ini dikarenakan pasangan bahagia ditandai dengan sikap yang saling terbuka dalam segala hal, sehingga tidak ada rahasia apapun di antara mereka, tidak ada yang perlu dia sembunyikan dari pasangannya. Masing-masing saling tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan saling menerima keadaan pasangannya sepenuh hati. 
Hubungan cinta pada pasangan bahagia berlangsung layaknya sahabat atau saudara terdekat di hati. Mereka merasa sebagai orang terdekat dan memiliki perasaan saling terikat satu sama lain. Bila perlu salah satu pihak akan merasa lemah saat pasangan tak bersamanya, serta merasa kuat dan nyaman saat bersama.   
5.  Fokus pada Urusan Kesejahteraan dan Masa Depan
Tidak ada hidup yang tanpa masalah, baik soal kesehatan, pendidikan, keluarga, pekerjaan maupun ekonomi. Pasangan bahagia sudah pasti menghadapi salah satu masalah hidup seperti itu, tetapi dapat menghindarkan masalah-masalah itu menggannggu relasinya dengan pasangan. Mereka bahkan saling dukung dan bahu-membahu menyelesaikan masalah bersama-sama. Adanya masalah yang mereka  
6.  Bebas Berekspresi
Pasangan bahagian ditandai pula dengan kebebasan mengekspresikan diri, baik secara individual maupun bersama pasangan. Mereka menikmati hidup sesuai cara yang mereka sepakati. Mereka memiliki cara menikmati hidup mereka sendiri yang dapat mereka ekspresikan tanpa tekanan.
Kebahagiaan pasangan berselera liberal menikmati hidupnya bilamana mereka dapat menjalani kegilaan bersama sesuai selera mereka. Pasangan berselera kolot menikmati hidup mereka bilamana mereka dapat menikmati hidup sesuai cara yang mereka pandang paling baik.
7.  Serba Termaafkan
Pasangan bahagian menyikapi pasangan dan semua masalah dengan perasaan ringan, tanpa beban. Mereka saling mudah memaafkan kekeliruan atau kesalahan pasangan. Mereka melihat banyak masalah di antara pasangan bukan sebagai sesuatu yang terlalu penting untuk dipersoalkan. Mereka tidak kehabisan maaf sekalipun tidak jarang kesalahan yang sama terulang dan terulang lagi. Bila perlu kesalahan masing-masing hanya ditanggapi sebagai kelakar lucu di antara mereka.
8.  Meraih Sukses dan Kesenangan
Kesenangan yang dimaksud dalam hal ini adalah kebahagiaan tingkat lanjut, setelah memperoleh ketenangan. Selain berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi, setiap pasangan pasti mempunyai keinginan-keinginan yang hendak diwujudkan. Tercapainya keinginan sebuah pasangan sudah barang tentu akan menambah kebahagiaan yang dapat mereka raih.
Pasangan yang tidak memperoleh ketenangan mungkin saja dapat bersenang-senang, tetapi kesenangan yang dapat diperoleh hanyalah pelarian dari ketidakbahagiaan. Pada gilirannya, ketidakbahagiaan akan kembali mewarnai kehidupan pasangan setelah kesenangan yang dilakukan berakhir. 
Nah, sekarang silakan mawas diri, apakah anda pasangan bahagia? Kadang pasangan bahagia terjadi karena kecocokan dari awal. Seseorang menemukan soulmate dan menjalin hubungan, tetapi untuk menjadi pasangan dapat diusahakan bagi mereka yang punya kemauan.

TANDA PASANGAN BAHAGIA

Setiap pasangan pasti berharap menjadi pasangan bahagia. Meski demikian, tidak semua pasangan dapat menggambarkan secara jelas seperti apa bentuk kebahagiaan itu. Definisi pasangan bahagia tentu berbeda-beda bagi setiap orang. Apalagi kebahagiaan bersifat batiniyah dan hanya pasangan itu sendiri yang tahu dan merasakannya
Meski demikian, ada beberapa tanda umum yang dapat digunakan untuk menilai menilai apakah Anda termasuk pasangan bahagia atau tidak. Di antara tanda tersebut adalah:
1.  Ketenangan Batin
Hal pertama dan paling mendasar yang menjadi tanda bahwa sebuah pasangan termasuk bahagia atau tidak adalah tercapai tidaknya ketenangan batin. Tujuan pertama-tama pernikahan adalah memperoleh ketenangan (litaskunuu ilaiha). Ketenangan berarti:
  • Terbebas dari beban yang menekan perasaan.
  • Terbebasnya jiwa dari gejolak batin 
Seseorang dapat menikmati ketenangan apabila kebutuhan sebagai pasangan terpenuhi, baik yang bersifat materi (lahiriyah) maupun kejiwaan (batiniyah).
Sebagian pemikir (filosof) meyakini bahwa kebahagiaan berarti nihilitas atau kondisi nol
Kebahagiaan sesungguhnya adalah kebebasan jiwa. Jiwa bahagia adalah jiwa yang tidak terbebani, jiwa yang bebas dari segala bentuk keterikatan pada kebutuhan dan keinginan. Mereka yang didera kebutuhan atau keinginan tidak akan bahagia sebelum kebutuhan atau keinginan tersebut terpenuhi. 
Padahal faktanya, tidak semua kebutuhan atau keinginan dapat dipenuhi sesuai harapan. Bagi masyarakat awal seperti kita, cara semacam itu akan mengantarkan kita pada kehampaan. 
Manusia pada umumnya lebih menyukai cara mencapai kebahagiaan yang kedua, yakni memenuhi  kebutuhan atau keinginan terhadap sesuatu sebagaimana mestinya.  Cara ini akan mengantarkan pada kebahagian dalam bentuk kesenangan dan kepuasan. 
Tercapainya kesenangan dan kepuasan akan mengantarkan pada ketenangan, meski seringkali ketenangan tersebut bersifat sementara, sebab setelah satu kebutuhan atau keinginan tercapai, biasanya muncul kebutuhan atau keinginan yang lain lagi. 
2.  Ada tidaknya masalah yang membebani
Kebahagiaan juga identik dengan kebebasan dari segala bentuk tekanan baik yang datang dari pasangan maupun dari pihak luar. Adanya masalah yang membebani salah satu atau kedua belah pihak menunjukkan bahwa pasangan tersebut tidak bahagia.
Masalah merupakan satu bentuk kebutuhan yang harus dipenuhi dengan cara mengatasinya. Teratasinya suatu masalah akan membebaskan pasangan dari tekanan yang mengganggu kebahagiaan.  
3.  Kesenangan yang dapat diraih
Kesenangan yang dimaksud dalam hal ini adalah kebahagiaan tingkat lanjut, setelah memperoleh ketenangan. Selain berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi, setiap pasangan pasti mempunyai keinginan-keinginan yang hendak diwujudkan. Tercapainya keinginan sebuah pasangan sudah barang tentu akan menambah kebahagiaan yang dapat mereka raih.
Pasangan yang tidak memperoleh ketenangan mungkin saja dapat bersenang-senang, tetapi kesenangan yang dapat diperoleh hanyalah pelarian dari ketidakbahagiaan. Pada gilirannya, ketidakbahagiaan akan kembali mewarnai kehidupan pasangan setelah kesenangan yang dilakukan berakhir.     
4.  Kesempatan mengekspresikan diri  
Pasangan bahagian ditandai pula dengan kebebasan mengekspresikan diri, baik secara individual maupun bersama pasangan. Mereka menikmati hidup sesuai cara yang mereka sepakati. Mereka memiliki cara menikmati hidup mereka sendiri yang dapat mereka ekspresikan tanpa tekanan.
Kebahagiaan pasangan berselera liberal menikmati hidupnya bilamana mereka dapat menjalani hidup sesuai selera mereka. Pasangan berselera kolot menikmati hidup mereka bilamana mereka dapat menikmati hidup sesuai cara yang mereka pandang paling baik.    

Jumat, 21 Januari 2011

KETIGA KALINYA SELAMA 11 TAHUN

Entah berapa ribu kali aku menyimak dan menyimak adegan percintaan kita. Aku selalu takjub dan bahagia melihat bagaimana kita memadu kasih. Begitu indah, begitu mempersona. Begitu lembut, begitu berasa. Kamu luar biasa sayang...
Memang, baru akhir-akhir ini saja adegan seindah ini kurasakan. Bercinta seperti ini bahkan baru tiga kali kita lakukan sejak 11 tahun menikah.
Memang, sikapmu tidak segairah dik Iid. Memang, vaginamu tak sehangat dik Iid. Memang, tidak seasyik bersama dik Iid. Memang, rasanya tidak sepuas yang kurasakan bersama dik IId, tetapi itu sudah lebih dari cukup. Aku cukup puas dengan pengalaman-pengalaman indah bersamamu akhir-akhir ini.
Akhirnya harus aku akui, bahwa kamu adalah perempuan terbaik untukku. Tuhan begitu bijaksana telah membuatmu berada di sisiku, menjadi teman hidup sepanjang hayatku. Kamu benar-benar impian yang telah kulupakan, tetapi sebenarnya paling ideal seperti mimpiku yang sesungguhnya.
Kamu memang tak sehangat, segairah, secanggih dik Iid dalam bercinta, tapi itulah sebabnya kamu seperti yang aku impikan. Aku benar-benar sadar resiko mental yang mesti kuhadapi bila hidup bersama dik Iid. Resiko itu tentu saja ada pada kamu, tetapi tidak serentan dik Iid.

Dik Iid memang memberiku pengalaman terindah, tapi aku juga sadar bukan pasangan yang seimbang dengannya dalam hal hasrat seksual. Bersamamu memah terasa kurang, tetapi kini aku sadar, mungkin itu lebih baik buat kita berdua.    

Rabu, 05 Januari 2011

MANTAN KEKASIHKU

Boleh dibilang aku hanya sekali saja merasakan jatuh cinta. Mungkin itulah perasaan cintaku yang sesungguhnya. Aku mendekati cewek, ingin menjadi kekasihnya, ingin memilikinya, tak terpikir akan meninggalkannya, bahkan sempat berharap menikahinya suatu saat nanti.
Sayang sekali kisah itu tak seperti harapan. Mimpi itu harus berakhir dan sepenuh jiwa harus kulupakan. Tuhan berkehendak lain, mungkin agar aku membuka mata pada indahnya dunia.   
Sejak saat itu beberapa kali aku dekat dengan beberapa perempuan, sebagian memang berstatus pacar, tetapi sebagian hanya teman biasa. Di antara sekian banyak perempuan itu, terus terang aku tak pernah sekalipun benar-benar serius pada mereka. Di mataku, selalu saja ada yang kurang pada perempuan-perempuan itu. Tak ada yang sesempurna Alfi di mataku. 
Meski begitu aku jalani saja kesempatan demi kesempatan bersama mereka. Aku butuh kesenangan, mengisi hari-hari sepiku, atau bahkan menyalurkan hasratku sebagai laki-laki.
Sejak berpisah dari Alfi, pandanganku terhadap perempuan berubah drastis. Aku ogah pacaran, kecuali untuk menaklukkan perempuan-perempuan tertentu memang mengharuskan aku mengakui dia sebagai pacar. 
Aku sendiri bahkan lebih suka bersahabat, sebenar-benarnya sahabat terbaik. Aku berusaha membantu mereka, menemani mereka, menjadi sahabat mereka sebaik yang aku mampu. Aku justeru lebih menikmati itu semua, karena kedekatan dengan perempuan memberiku pengalaman-pengalaman indah, bahkan jauh lebih indah dari yang diperoleh oleh seorang pacar.
Apalagi kalau bisa bergaul memel, aku benar-benar menikmati hubungan dengan perempuan jauh melampaui semua yang pernah kubayangkan. Semua terjadi begitu saja, mengalir, begitu indah, bahkan tanpa sedikitpun tanya.

AKHIR PERSAHABATANKU DENGAN MBAK UMI DAN ZAENAL

Aku begitu terpukul setelah tahu suamiku menyadap telponku dengan Zaenal. Aku tak punya pilihan lagi selain harus menjaga jarak dari mbak Umi dan teman-teman baikku yang lain. Padahal mereka sebenarnya nggak ada hubungannya dengan Zaenal.
Mbak Umi memang punya peran besar dalam hubunganku dengan Zaenal, tetapi persahabatanku dengan Mbak Umi sama sekali nggak ada kaitannya dengan dia. Aku begitu marah ketika dia dikait-kaitkan dengan lelaki itu. Selama ini aku kontak Zaenal memang karena mbak Umi, tetapi kan juga karena ada teman-teman yang lain.
Tapi apa boleh buat, mas Irfan rupanya benar-benar nggak mau tahu. Susah menjelaskan ke dia yang sudah memvonis aku seperti itu. Dengan terpaksa aku putuskan untuk tak lagi berhubungan dengan mbak Umi dan semua teman lamaku.
Beberapa hari ini aku tidak nyaman lagi memakai handphone. Aku memilih telepon dari rumah Emak, dan kuharap mas Irfan tidak tahu yang aku lakukan. Untung saja mbak Umi bisa mengerti. Padahal orang itu terlalu baik di mataku. Aku tak kuasa menahan tangisku saat harus mengakhiri persahabatanku dengan mereka, semata-mata demi menjaga keutuhan keluargaku. "Sepurane yo, mbak. Sak jane aku gak niat membuka masalah keluargaku kepada siapapun, tetapi apa boleh buat"
"Yo, Nyik. Aku ngerti. Yo mugo-mugo ae masalahe sampeyan cepet mari. Dongo dinongo ae"
Aku sengaja nggak telpon Zaenal. Aku nggak mau nambah masalah lagi. Meski aku nggak kasih tahu, aku berharap dia akan diberitahu mbak Umi dan mengerti keadaanku sekarang ini.
Beberapa hari ini hidupku benar-benar tidak nyaman. Sikap mas Irfan yang dingin membuatku serasa di ujung tanduk. Aku tahu dia tidak akan mengakhiri pernikahan ini, karena dia begitu sayang pada anak-anak.
Aku hanya kuatir dia akan melakukan sesuatu pada Zaenal, sebab diam-diam mas Irfan itu sangat tegaan. Dia sangat baik, tetapi kalau merasa tersakiti, dia akan melakukan sesuatu yang jauh lebih buruk dari yang dia terima.
Dari pada kepikiran, akhirnya aku telepon saja Zaenal lewat telepon rumah Emak. "Kon wis dikandani mbak Um, ta?"
"Yo, wis. Awakmu kok kathek telpon barang. Gak kuatir ta karo bojomu?"
"Iki nggae telpon omahe emak"
 "Aku bener-bener gak nyongko. Rasane koyo wong mlaku enak-enak terud ditabrak motor"
"Ga usah ngomong ngonolah"
"Iyo. Maksudku, prasaku gak nglakoni sing aneh-aneh, ngerti-ngerti dituduh sing enggak-enggak"
"Ncen kudune terus terang ae karo bojo. Lek aku telpon utowo SMS teko nggonmu tak duduhno bojoku. amrih podo padange"
"Mas Irfan iku gak podo karo umume uwong. Dekne iku yakin banget karo pendapati dewe. Wis, pokoke angelah ngomong karo dekne itu"
"Padahal prosoku yo ra ngomong sing aneh-aneh, to?"
"Iyo tapi kanggone dekne iku wis dianggep kesalahan fatal kae. Tapi yo embuh wis. Ngeneki ra kenek diomong, kok. Makane sepurane yo"
:"Ora popo. Ncen ngomong karo wing pinter iku angel kok. Sing penting keluargamu iso rukun maneh. Podo dongo dinongolah"
"Aku cuma kuatir mas Irfan engko terus ngapak-ngapakno awakmu. Soale koyo Fahmi kae yo ngono"
"Alah. Ra masalah"
"Dekne iku iso banget ngono iku"
"Wis ta tenang ae"
"Yo wis. Sepurane yo?"
"Wis podo-podo. Dongo dinongo ae"
"Hem... eh. Yo wis ngono ae yo?"
"Iyo. salam kanggo Umikmu"
"Iyo. Yo wis assalamu alaikum"
"Wa alaikum salam"
Aku nggak menyangka harus mengakhir hubunganku dengan dua orang yang paling baik di mataku. Sebenarnya tidak masalah, apalagi demi keutuhan keluargaku, tetapi aku benar-benar nggak punya pilihan.